Wahyu Tri Atmojo, penulis and Timbul Raharjo, editor
(2011)
Barong dan Garuda dari sakral ke profan.
In:
Barong dan Garuda dari sakral ke profan.
Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
ISBN 978-6O2-8820-18-9
Abstract
Barong dan garuda oleh masyarakat Hindu Dharma hingga saat
ini masih dihormati dan dijunjung tinggi. Namun demikian semenjak
dunia pariwisata berkembang di Gianyar, maka barong dan garuda
tersebut diladikan acuan untuk pembuatan seni kerajinan kayu dalam
bentuk cenderamata sebagai seni wisara untuk memenuhi kebutuhan
komunitas wisatawan. Pengimitasian terhadap barong dan garuda
tersebut merupakan bukti yang kuat adanya kelangsungan terhadap
keduanya, sedangkan perubahannya secara visual terlihat pada produk
seni kerajinan kayu dalam bentuk cenderamatayangdikemas menjadi
seni wisata. Pengemasan produk seni kerajinan kayu yang merupakan
pengimitasian dari barong dan garuda yang diciptakan oleh komunitas
perajin Gianyar mengacu pada konsep seni wisata yang di didalamnya
terdapat lima ciri khusus, yakni: (1) tiruan dari aslinya; (2) singkar arau
padat atau bentuk mini dari aslinya; (3) penuh variasi; (4) ditinggalkan
nilai-nilai sakral, magis, dan simbolisnya; dan (5) murah harganya.
Mencermati kelangsungan dan perubahan seni kerajinan kayu
di Gianyar yang ditengarai oleh merebaknya dunia pariwisata ternyara
telah memberikan keyakinan yang kuat bagi komunitas perajin Gianyar
untuk tetap mempertahankan profesinya. Dengan demikian mereka
tetap menekuni bidang seni kerajinan kayu secara profesional guna
menghadapi tantangan dan kemajuen zamen di era global. Sementara
itu kelangsungan dan perubahan yang dipicu oleh faktor internal
dan eksternal memberikan dampak yang positif bagi perajin dan
produk yang dihasilkannya. Bagi komunitas perajin dapat menikmati
keuntungan dari apa yang mereka kerjakan, sedangkan produk seni
kerajinan kayu yang dihasilkan dengan mengacu pada benda salral
menambah khasanah baru bagi keberadaan seni kerajinan kayu dalam
bentuk cenderamata.
Actions (login required)
|
View Item |