Ahmad Roisyul Habib, 0911490022 (2016) Deder Keris Jawa Sebagai Acuan Penciptaan Karya Logam. Skripsi thesis, Insititut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
Bab I dan cover 0911490022.pdf - Submitted Version Download (3MB) | Preview |
|
Text
BAB II REVISI 0911490022.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text
BAB III REVISI 0911490022.pdf Restricted to Registered users only Download (15MB) |
||
Text
BAB IV REVISI 0911490022.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
|
Text
BAB V REVISI 0911490022.pdf - Submitted Version Download (3MB) | Preview |
|
Text
lampiran 0911490022.pdf - Submitted Version Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Abstract
Kondisi lingkungan sekitar seringkali menginspirasi seniman dalam menciptakanan karya seni. Keris sebagai karya seni masa lampau memiliki nilai simbolis yang mencerminkan estetika ketimuran. Deder merupakan salah satu bagian dari keris yang berfungsi sebagai pusat kendali, merupakan sebuah stilasi dari manusia sehingga menjadi bentuk seperti tunggak semi sekarang ini. Putri kinurung, robyong, gendut, merupakan beberapa jenis deder dengan karakter yang berbeda. Putri kinurung merupakan deder yang dihiasi ukiran flora hampir separuh dari tubuhnya. Deder gendut merupakan gaya lama Jawa Timuran yang menonjolkan bagian dada yang agak memebusung. Deder sebagai sebuah inspirasi penciptaan karya seni, memiliki sifat mengagumkan kandungan nilai simbolis dan estetika tinggi. Proses penciptaan karya seni sebagai media ekspresi, tak lepas dari beberapa tahapan proses penciptaan. Eksplorasi, perancangan, dan perwujudan menjadi langkah utama dalam sebuah penciptaan karya seni. Sebagai respon atas kondisi lingkungan diperlukan proses penghayatan serta penyetaraan antara rasa dan pikiran untuk memberikan kedalaman spirit dan ruh pada proses perwujudan karya, agar tercipta karya dengan bahas visual atas kondisi yang ada. Karya diharapkan memiliki capaian tujuan serta memberi inspirasi dan juga pesan-pesan moral. Karya yang diciptakan lebih menonjolkan efek gerak, korosi dan keropos. Hal ini sengaja dilakukan untuk menjembatani para penikmat seni dalam memaknai karya-karya penulis yang dibuat seakan rusak, tua dan terbuang merupakan sebuah ungkapan bahwa waktu selalu mengikuti siklus. Fenomena inilah yang mendorong penulis dalam menciptakan karya Tugas Akhir, dari fenomena yang ada dipadukan dengan bentuk dan makna deder menjadikan acuan dalam menciptakan ekspresi seni.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Deder, Ekspresi, Karya Seni. | ||||
Subjects: | Kriya > Kriya Logam | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Kriya > Kriya Logam | ||||
Depositing User: | Heri HK Hakim | ||||
Date Deposited: | 23 Jun 2016 04:18 | ||||
Last Modified: | 23 Jun 2016 04:18 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1108 |
Actions (login required)
View Item |