Andre Indrawan, 3791/IV-4/231/91 (1994) Kecapi Batak Dan Musiknya Sebagai Salah Satu Ekspresi Kultural Suku Batak (Suatu Analisis Tentang Lut E Tradisional Berdawai Dua Pada Kelompok Etnis Batak Di Sumatra Utara). Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
bab 1 10 KECAPI BATAK DAN MUSIKNYA ( KT003407 l 006.2016 ).pdf Download (28MB) | Preview |
|
Text
bab 2 10 KECAPI BATAK DAN MUSIKNYA ( KT003407 l 006.2016 )-2.pdf Restricted to Repository staff only Download (12MB) | Request a copy |
||
Text
bab 3 10 KECAPI BATAK DAN MUSIKNYA ( KT003407 l 006.2016 )-3.pdf Restricted to Repository staff only Download (53MB) | Request a copy |
||
|
Text
bab 4 10 KECAPI BATAK DAN MUSIKNYA ( KT003407 l 006.2016 )-4.pdf Download (8MB) | Preview |
|
Text
lampiran 10 KECAPI BATAK DAN MUSIKNYA ( KT003407 l 006.2016 )-5.pdf Restricted to Repository staff only Download (72MB) | Request a copy |
Abstract
Laporan ini didasarkan pada penelitian lapangan selama satu setengah bulan di Propinsi Sumatra Utarafl yang dimulai dari pertengahan April 1993 dan ber—akhir pada akhir Mei 1993. Tepatnya, penelitian dilakukan di kota Medan, desa Silandit di Kabupaten Tapanuli Sela- tan, desa Manduamas di keooamatan Barns di Tapanuli Tengah, desa Sarinembah dan Berastagi di Kabupaten Ka— ro, kecamatan Sidikalang di Kabupaten Dairi, keoamatan Pangururan dan Harianboho di Kabupaten Tapanuli Utara, dan terakhir di kota Pematang Siantar di Kabupaten Si- malungun. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang kecapi Batak dan musiknya sebagai bagian dari kebudayaan Batak dan sejauh mana kebudayaan Batak ter- ekspresikan dalam alat musik keoapi Batak dan musiknya? Kecapi tradisional berdawai dua yang serupa terdapat pada semua sub suku Batak kecuali sub etnik Man~dailing. Menurut informasi dalam beberapa literatur tentang musik Batak, keoapi tidak termasuk ke dalam musik tradisi Mandailing. Dengan bertanya kepada beberapa ketua lemba— ga adat dan seniman musik Mandailing, penulis menooba menemukan sebab~sebab mengapa kecapi tidak termasuk ke dalam tradisi dan adat mereka? Pembahasan penelitian ini dipisahkan menjadi dua subjek yaitu: (1) Studi tentang alat musik kecapi Batak dan (2) analisis terhadap musiknya. Kecapi ialah isti— lah Indonesia untuk menyebut a1at—alat musik berdawai dalam berbagai model dan tersebar pada beberapa kelompok etnik di Indonesia. Di Batak sendiri istilah keoapi ti- dak dikenal, tapi mereka menyebutnya berdasarkan dia1ek— nya sendiri—sendri. Nama hasapi digunakan di Toba untuk menggantikan kecapi, sebutan husapi di Simalungun, ku- oapi di Pakpak dan kuloapi di Karo. Alat musik yang di- teliti dalam penelitian ini ialah lute petik tradisional berleher pendek yang berukuran kecil dan memiliki lubang suara di bagian belakangnya. Dua buah dawainya yang ter- buat dari metal atau nilon diregangkan dari jembatan di atas bagioan badan hingga ujung lehernya dan ditambatkan pada pasak penala yang terdapat di bagian kepala yang penuh denan ukiran yang mengandung unsur—unsur simbolis mengenai kebudayaan Batak. Bentuk musik melodi kecapi Batak umumnya tersusun dari dua kalimat yang pendek yang kemudian diulang—ulang dalam jumlah yan tidak ditentukan. Ulangan tersebut di~ mainkan baik dengan variasi/ improvisasi maupun secara polos. Tangga nada yang digunakan dalam melodi kecapi ialah pentatonic, di Toba jenis pentatonic yang diguna~ kan mirip dengan urutan lima nada pertama dalam tangga nada diatonis mayor, sementara itu pada suku—suku yang lainnya menyerupai salah satu tangga nada pelog di Jawa Barat. 5 Baik ciri—oiri fisik maupun beberapa aspek dalam musiknya menunjukkan adanya keoenderungan pembagian ke- pada dua kelompok. Kelompok pertama menginduk ke Toba dan kelompok kedua kepada suku Pakpak atau Karo, keadaan tersebut ternyata memiliki kesesuaian dengan pembagian suku Batak berdasarkan teori tentang etnisitas dan dia- lek pada suku Batak. Di samping itu juga terdapat kesa— maan dengan arsitektur rumah adat Batak yang ternyata juga oenderung terbagi ke dalam dua gaya atau model ya- itu rumah adat model Toba dan Karo. Dengan memperhatikan beberapa instrumen yang mirip dengan kecapi Batak yang tersebar di kawasan Asia Teng— gara, kecapi tradisional berdawai dua pada suku Batak dapat dipertimbangkan sebagai salah satu oontoh difusi antara kebudayaan India kuno dan kebudayaan lokal di ka- wasan Asia Tenggara.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Pepustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | senipertunjukan, musik, etnomusikologi, Kecapi, Batak, Kultural | ||||
Subjects: | Musik > Komposisi Musik Musik > Pengkajian seni musik (musikologi dan pendidikan musik) Etnomusikologi |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 05 Oct 2016 04:37 | ||||
Last Modified: | 05 Oct 2016 04:37 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1138 |
Actions (login required)
View Item |