Pasar Malam Perayaan Sekaten dalam Karya Fotografi Dokumenter

Nirboyo, Gito (2010) Pasar Malam Perayaan Sekaten dalam Karya Fotografi Dokumenter. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (38MB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (3MB)
[img] Text
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (32MB) | Request a copy
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Sebuah foto dokumenter akan berhasil dengan suatu pendekatan yang intensif. Emosi dari subjek yang diabadikan akan lebih dalam ketika kita .. mengenalnya secara emosional ·dan mendalam tentang kehidupan yang dia jalani. Kesabaran dan keuletan dalam melihat celah yang ada menjadikan sebuah karya berbeda dari karya lain yang serupa. Kesiapan dalam segala kondisi dan situasi akan membantu terciptanya karya-karya yang tidak mungkin akan terulang lagi, bahkan untuk ditiru oleh orang lain. Penguasaan teknik fotografi mutlak untuk dikuasai secara sempurna untuk mendapatkan hasil yang sempuma dalam segala pencahayaan dan kondisi lingkungan. Pendekatan yang dilakukan ketika memotret adalah pendekatan dokumenter. Hal ini dikarenakan fotografi dokumenter tnerupakan penggambaran dari suatu realita keadaan lingkungan sosial masyarakat, yang mempunyai sifat menyampaikan informasi dan mengkomunikasikdn pesan si fotografer kepada orang yang melihatnya. Pasar nialam sesungguhnya dimaksudkan untuk menarik sebanyak- banyaknya orang untuk datang. Jika dahulu suara karawitan dari gamelan pusaka Kraton yang dibunyikan sebagai penarik utama agar orang datang, dalam Pasar Malam Perayaan Sekaten sekarang ini, aneka panggung hiburan, permainan anak dan orang dewasa, serta aneka macam barang dagangan mulai dari pakaian, peralatan rumah tangga, aneka tanaman, dan industri kerajinan yang menarik agar 60 sebanyak-banyaknya orang datang. Sebagian besar orang yang datang tidak lagi untuk mendengarkan alunan gamelan dan syiar agama, namun untuk larut dalam hingar bingar suasana pasar malam. Dan sesuai dengan namanya pasar malam, disitu kemudian terjadi transaksi jual beli komoditas baik barang maupun jasa. Orang datang tidak sekedar untuk jalan-jalan nam juga membeli barang, karena banyak sekali jenis barang yang dijual di "pasar" ini, juga jasa atas berbagai macam pennainan dan lain-laiooya. Masyarakat dari berbagai pelosok Yogyakarta bahkan juga luar kota, dari segala usia dan status sosial masih saja berduyun-duyun datang untuk ikut terlibat dalam meriahnya, ikut terlibat dalam "pesta rakyat" tersebut. Sangat menarik jika mengingat bahwa Sekaten telah diselenggarakan sejak sekitar 2 abad yang lalu namun hingga saat ini masih tak habis-habis orang datang untuk menyaksikannya. Salah satu ikon utama Sekaten adalah Pasar Malam Perayaan Sekaten. Pasar Malam Perayaan Sekaten adalah acara pembuka dari rangkaian tradisi Sekaten yang dilaksanakan setahun sekali. Sejak awal Sekaten, untuk menarik minat masyarakat untuk datang dan menyaksikan Sekaten, selalu diadakan acara hiburan. Dahulu dimulai dengan gamelan, diteruskan dengan wayang dan ketoprak, dan sekarang berkembang menjadi pasar malam. Tradisi Sekaten, khususnya Pasar Malam Perayaan Sekaten, sudah berlangsung bertahun-tahun. Pasar Malam Perayaan Sekaten masih merupakan sarana hiburan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Yogyakarta, meskipun jumlah pengunjung semakin turun dari tahun ke tahun. Selama 45 hari pasar 61 malam berlangsung dilakukan pengamatan jumlah pengunjungnya. Jumlah pengunjung naik drastis pada 10 hari terakhir yaitu setelah gameIan dikeluarkan dari Kraton sampai dengan Grebeg, hampir 3 kali lipat dari pengunjung pada hari biasa, karena pada 10 hari terakhir itu tiket masuk ditiadakan. Pada hari biasa, Pasar Malam Perayaan Sekaten mulai didatangi pengunjung pada pukul 3 sore dan pada pukul 11-12 malam pas malam berakhir. Magnet utama dari Pasar Malam Perayaan Sekaten sekarang ini adalah wahana permainan modem, kemeriahan dan hingar bingar. Wahana-wahana permainan yang ada sekarang ini berlomba-lomba menarik minat pengunjung dengan wama-wami lampu yang mencolok dan musik yang disetel dengan volume maksimum. Hal yang sama juga dilakukan oleh penjual barang di Pasar Malam Pera.yaan Sekaten, kios-kios yang ada disini juga berusaha menarik minat pengunjung dengan lampu dan musik. Suara musik yang keras dan campur-aduk mengalahkan suara ceramah atau pengumuman dari menara siaran. Ceramah agama yang menjadi inti dari Sekaten pada jaman dahulu, sekarang tertelan oleh suara musik dari wahana permainan dan kios-kios jualan. Pedagang-pedagang tradisional seperti endhog abang, nasi gurih, sirih dan mainan anak mulai tersisih dan kalah bersaing dengan makanan modem. Endhog abang kalah dengan berbagai macam jajanan modem, nasi gurih dengan soto, bakso dan lainnya. Sementara penjual sirih sepi pengunjung karena semakin sedikit orang yang berminat untuk makan sirih.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Nirboyo, Gitonim0310293031
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorLutfi R., Alexandrinidn0012095811
ContributorWulandari, Artinidn0030117505
Department: KODEPRODI91271#FOTOGRAFI
Uncontrolled Keywords: sekaten fotografi alun-alun
Subjects: Fotografi
Divisions: Fakultas Seni Media Rekam > Jurusan Fotografi
Depositing User: sri SE endarti
Date Deposited: 26 May 2022 10:24
Last Modified: 26 May 2022 10:24
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/11395

Actions (login required)

View Item View Item