Ela Yulaeliah, NIM 8867/IV-4/693/97 (2000) Seni Pantun Sunda Sebagai Sarana Ritual dan Hiburan. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
bab 1 25 SENI PANTUN SUNDA ( KT003463 l 027.2016 ).pdf Download (18MB) | Preview |
|
Text
bab 2 25 SENI PANTUN SUNDA ( KT003463 l 027.2016 )-2.pdf Restricted to Repository staff only Download (22MB) | Request a copy |
||
Text
bab 3 25 SENI PANTUN SUNDA ( KT003463 l 027.2016 )-3.pdf Restricted to Repository staff only Download (17MB) | Request a copy |
||
Text
bab 4 25 SENI PANTUN SUNDA ( KT003463 l 027.2016 )-4.pdf Restricted to Repository staff only Download (23MB) | Request a copy |
||
|
Text
bab 5 25 SENI PANTUN SUNDA ( KT003463 l 027.2016 )-5.pdf Download (7MB) | Preview |
Abstract
Berikut ini adalah suatu penelitiar. kwalitatif dengan suatu pend-zkatan multidisipliner. Data yang ada telah dikumpulkan dari penelitian pustaka, observasi partisipan, dan beberapa wawancara. Data tersebut itu secara kultural ditafsirkan untuk mengamati pantun sebagai suatu seni dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat pribumi penutur Bahasa Sunda di Jawa Barat. Seni pantun adalah suatu pertunjukan teater berskala kecil, yang disajikan oleh juru pantun, seorang pembaca pantun Sunda profesional, dan diiringi dengan instrumen musik, kacapi. Pertunjukan ini menyajikan suatu cerita dengan antawacana atau percakapan yang dinyanyikan para tokoh dalam cerita pantun. Dialog-dialognya disajikan dengan sekar gending. Sebelum Perang Dunia Kedua, waktu budaya tradisi Sunda rcratif murni, seni pantun ini hanya dimiliki masyarakat petani Sunda. Fungsi tunggal seni teater berpantun itu adalah untuk mpngungkapkan rasa terima ka"ih yang dalam dari para petani kepada (Nyi Pohaci Sanghiyang Asri) Dewi Padi karena berkahnya berupa panen padi dan hasil bumi lainnya yang melimpah selama tahun yang bersangkutan. Ada dua pilihan bagi pementasan seni pantun ini, yakni sebelum atau sesudah panen berakhir. Dalam perkembangannya kemudian, menurut makna fungsi sosialnya, seni pantun telah meluas diterima untuk berbagai upacara yang diperlukan dalam siklus kehidupan, misalnya saja upacara-upacara kelahiran anak, khitanan, upacara ritual perkawinan, dan sebagainya, ngalokat atau ngaruwat, yaitu upacara untuk mendapatkan kedamaian dari para leluhur, untuk mengusir r0h- roh jahat, dan sebagainya. Tentang perkembangannya dalam sisi musik, pertunjukan resitasi pantun kemudian dilengkapkan dengan gamelan berlaras pe/0g-s/and/‘0 tanpa meninggalkan kecapi sebagai instrumen utamanya. Seperti halnya wayang kulit Jawa, seni pertunjukan pantun Sunda tidak dapat terhindar dari campur tangan dalam sisi sastranya, yaitu bahwa pantun sebagai seni rakyat harus Ainformatif bagi perkembangan sosial, ekonomi, dan juga politik di Indonesia. sesuai dengan program-program Pemerintah. Dalam hal ini, juru pantun sebagai pemimpin tunggal dalam pergelaran seni pantun memiliki peranan yang lebih besar selama pertunjukan itu. Ia harus kreatif, terbuka bagi munculnya sastra pantun kreasi baru, dan akhirnya harus diingat bahwa aspek ritual masih tetap penting, meskipun saat sekarang seni pantun juga diterima sebagai suatu sznana hiburan di kalangan masyarakat Sunda.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Pepustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Etnomusikologi, musik, pantun, sunda, pertunjukan | ||||
Subjects: | Etnomusikologi | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 11 Oct 2016 07:32 | ||||
Last Modified: | 11 Oct 2016 07:32 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1157 |
Actions (login required)
View Item |