Sudiyati, Noor
(2018)
Wadah Introspeksi.
[Artefact]
Abstract
Dalam dinamika kehidupan ini adakalanya kita sebagai manusia mengalami apa yang dinamakan sisi gelap atau dualitas dari diri sendiri. Tidak selamanya kita baik, begitu juga tidak selamanya kita buruk atau tidak baik. Sesuatu yang berkonotasi tidak baik kita lakukan dengan entengnya ternyata lama-kelamaan akan menjadi tertumpuk dan kita anggap biasa. Ketika kita menganggapnya biasa itulah sebenarnya kita sedang mengalami apa yang dinamakan kerugian, sehingga lama berjalan dan sampailah pada titik klimaks saat kita harus menanggung akibatnya. Terjadi ketidak selarasan dalam diri yang membuat kedatangan rasa hampa. Dalam keterpurukan pada saatnya datang untuk mengurai dan berkontemplasi atas apa yang sudah terjadi dan dari mana awal mula hingga berjalan dan kemudian menuai akibat-akibatnya. Manusia tempat belajar melalui badan raga tubuh ini, setelah disadari maka akan mendapatkan hikmah, dan Introspeksi menjadi jalan untuk pertumbuhan jiwa. Hal-hal permasalahan di atas berusaha dituangkan dalam karya yang dibuat dengan material tanah liat sebagai karya keramik dengan ide Wadah Introspeksi, dengan mencari metaphor-metafor bentuk yang sesuai seperti imajinasi, karya keramik ini dibentuk dari tanah liat stoneware Jawa Timur , dengan pembakaran tinggi 1270 derajat Celsius.
Wujud keramiknya berupa mangkok atau cawan berbentuk bulat yang didalamnya ada satu ornament centripetal. Wadah yang dimaksud dalam hal ini adalah bermakna mewadai hal yang abstrak, bukan wadah yang riil, seperti guci misalnya. Ornamen tersebut menjadi Fokus dari makna yang diketengahkan, yaitu Introspeksi.
Actions (login required)
|
View Item |