WASKITA SENI: SANG GURU SENIMAN

Sucitra, I Gede Arya (2022) WASKITA SENI: SANG GURU SENIMAN. indie art house, Yogyakarta.

Text (Dalam pameran Waskita Seni, panorama visual dari masing-masing pilihan ar�tistik, gaya serta subject mat�er seniman tampak begitu khas dan berkarakter.) 2022-eKatalog Waskita Seni (1).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (16MB)

Abstract

Meneroka reposisi keilmuan dan kesenimanan para guru-seniman, hanya satu kata yang bisa tersematkan kepada mereka, yakni waskita. “Waskita” (dalam KBBI) memiliki beragam ar� yakni tajam mata ba�nnya, dapat mengetahui hal - hal yang telah maupun bakal terjadi, cerdas, bijaksana dan ha� - ha� dalam berbicara, ber�ndak dan mengambil keputusan. Dalam kepribadian seorang guru-seniman, yang secara konsisten dan teguh terus-menerus mengembangkan dirinya di dalam berbagai aspek lelaku baik pada sembah raga, sembah kalbu, sembah jiwa dan sembah rasa hadirlah sikap harmonis, menjadi manusia yang waskita, bere�ka dan beradab yang mengembangkan cinta kasih universal kepada semua makhluk, yang amal kerja seni dan pemikirannya menguntungkan kehidupan manusia dan keselarasan alam. Betapa pen�ng sesungguhnya suatu kerja krea�f seni maupun pengetahuan mendalam filosofisnya. Terpatri sebuah ku�pan: Organum universal filsafat— “the ground stone of its en�re architecture—is the philosophy of art”. Pernyataan ini, dibuat pada tahun 1800 oleh filsuf Idealis Jerman Friedrich Schelling, ada bu�r kebenaran dalam klaim bahwa ada hubungan khusus antara seni dan filsafat dan klaim bahwa este�ka adalah area sentral filsafat.

Actions (login required)

View Item