Sembung Instrument for Creating the Javanese Gamelan Music Aesthetics

Budi Prasetya, Hanggar (2019) Sembung Instrument for Creating the Javanese Gamelan Music Aesthetics. In: The 15th International Conference on “ASIA PACIFIC CULTURAL VALUES: CHALLENGES OF CULTURE IN THE TECHNOLOGY AGE”, December 18-21, 2019, Phnom Penh Hotel, Phnom Penh.

[img] Text
ARC - Digilib.pdf

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan sebuah instrumen gamelan baru yang mampu meningkatkan estetika musikal gamelan Jawa. Instrumen ini diciptakan untuk menggantikan peran instrumen Bonang Panembung ketika terdapat vokal dalam repertoar. Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai penabuh gamelan Jawa, suara Bonang Panembung yang disertai vokal dalam gending membuat tidak nyaman didengar. Dari sudut pandang fisika bunyi, suara yang dihasilkan oleh Bonang Panembung memiliki frekuensi yang tinggi (nyaring) dengan periode peluruhan yang pendek. Karakter ini secara musikal tidak cocok untuk gending-gending gamelan Jawa dengan vokal yang membutuhkan suara lembut (frekuensi rendah) dengan waktu peluruhan yang lama. Instrumen gamelan baru ini didesain untuk memiliki karakter suara yang lembut seperti instrumen Slenthem, namun secara struktural memiliki fungsi seperti halnya Bonang Panembung. Untuk itu, alat musik ini diberi nama "Sembung" yang merupakan akronim dari Slenthem - Bonang Panembung. Dalam pembuatan "Sembung" ini, para peneliti berkolaborasi dengan pembuat dan pelaras gamelan. Instrumen Sembung telah diuji coba dan para musisi Jawa menerima kehadiran instrumen ini. Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu karawitan Jawa, pengembangan estetika musikal, dan secara ekonomi akan membuka peluang usaha bagi para pembuat gamelan untuk memproduksinya.; This research aims to create a new gamelan instrument that is able to improve the Javanese gamelan musical aesthetics. This instrument was created to replace the role of Bonang Panembung instrument when there were vocals in the repertoire. Based on the researchers’ experience as Javanese gamelan musicians, the sound of Bonang Panembung with vocals in the repertoire makes it uncomfortable to hear. From the physics of sound’s perspective, the sound produced by Bonang Panembung has a high frequency (loud) with a short decay period. These characters are musically unsuitable for the Javanese gamelan musical with vocals, which require soft sounds (low frequency) with a long decay period. Indeed, at first Bonang Panembung was not designed for the Javanese gamelan musical without vocals. This new gamelan instrument was designed to have a soft sound character like Slenthem instrument, but structurally it has a function as well as Bonang Panembung. For this reason, the instrument was named "Sembung" as an acronym for Slenthem - Bonang Panembung. In making this "Sembung", the researchers collaborated with gamelan maker and tuners. The Sembung instrument has already been tested and the Javanese musicians accept the presence of this instrument. This research is useful for the development of the Javanese gamelan musical science, musical aesthetics development, and economically it will open up business opportunities for gamelan makers to produce Sembung.

Item Type: Conference or Workshop Item (Speech)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Budi Prasetya, Hanggarnidn0002016802
Uncontrolled Keywords: Sembung; musik gamelan; instrumen gamelan
Subjects: Pedalangan
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Pedalangan
Depositing User: Agustiawan Agustiawan
Date Deposited: 11 Apr 2023 01:30
Last Modified: 11 Apr 2023 01:30
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/14011

Actions (login required)

View Item View Item