Dana, I Wayan (2022) Multikultural dan Prospek Dialog Lintas Budaya di Era Kebebasan Berekspresi. Pustaka Larasan, Denpasar. ISBN 978-623-6013-84-7
Text
Buku_Multikultural dan Prospek Dialog....pdf Download (2MB) |
Abstract
Berangkat dari sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Nadiem Anwar Makarim, 30 Mei 2022) menegaskan bahwa selain merdeka belajar juga ‘merdeka berbudaya’. Pernyataan merdeka berbudaya ini menarik dan bermakna luas terutama di Indonesia, akan terwujudnya rasa damai, saling menghargai, menghormati, dan saling ‘menyapa’ serta menyadarai bahwa di antara kita orang per orang yang pada dasarnya memiliki perbedaan agama, budaya, ras, etnis, tradisi, dan ekspresi kesenian. ‘Merdeka berbudaya’ berisikan tentang hidup dan penghidupan itu sepenuhnya serta seluruhnya menjadi kebudayaan bangsa. Ki Hajar Dewantara menerapkan metode among atau momong (pengasuhan) yang menekankan pada proses pendidikan yang berjiwa kekeluargaan, berlandaskan kodrat alam, dan kemerdekaan. Dasar kondrat alam itu sebagai syarat untuk menghidupkan, mengokohkan, dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya. Landasan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan, mengokohkan, dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin seseorang sehingga dapat hidup mandiri. Merdeka menunjukkan bahwa manusia yang hidupnya baik lahir maupun batin tidak tergantung kepada orang lain, tetapi bersandar atas kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Dalam pendidikan yang senantiasa diingat bahwa kemerdekaan itu memiliki tiga macam sifat, yaitu berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri (Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa Yogyakarta, 2004:3—7). Spirit merdeka ini diimplementasikan secara berkelanjutan, kebersamaan berani untuk hidup bersatu dalam ke-aneka-ragaman. ‘Keaneka- ragaman’ atau keragaman mengandung arti berjenis-jenis (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988), plural atau jamak, berbeda satu dengan yang lainnya. Keragaman merupakan masalah yang dihadapi setiap komunitas, yang bermakna suatu ungkapan yang menerima dan menghormati fakta perbedaan, tetapi merujuk pada kerukunan seperti tertuang dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu jua, itu lah yang diyakini oleh bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultural yang bermakna menghargai dan menghormati ke-aneka-ragaman dan mendorong lebih dari satu pendekatan budaya. Juga membuka ruang lebih banyak dari semua komunitas negara-bangsa untuk mengambil peran dalam prospek dialog lintas budaya di era kebebasan berespresi.
Item Type: | Book | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Uncontrolled Keywords: | seni tari, multikultural | ||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari Tari > Penciptaan Tari |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | ||||
Depositing User: | Agustiawan Agustiawan | ||||
Date Deposited: | 17 Apr 2023 04:12 | ||||
Last Modified: | 17 Apr 2023 04:12 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/14032 |
Actions (login required)
View Item |