Kisah Gunung Merapi

Sahid, Nur and Junaidi, Junaidi (2022) Kisah Gunung Merapi. [Artefact]

Text 1. DRAMA KISAH GUNUNG MERAPI FINAL (1).pdf Download (238kB)

Abstract

Naskah Kisah Gunung Merapi pada hakikatnya diciptakan dengan dua tujuan, sebagai ekspresi estetik di bidang teater dan sebagai media pendidikan budi pekerti untuk anak-anak. Aspek estetik dan aspek pendidikan diramu menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Aspek estetik diwujudkan dalam cerita, permainan, penataan artistik, dan musik. Aspek pendidikan berupa pesan moral, tuntunan, keteladanan, dan nilai-nilai budaya lokal yang dilekatkan dalam pertunjukan. Aspek estetik dan pendidikan berkeindahan menjadi konsep utama dalam pertunjukan. Selain itu konsep diciptakan berdasarkan cara pandang bahwa teater bagi anak-anak adalah dunia permainan yang dibangun berdasarkan kaidah-kaidah penciptaan teater. Pertunjukan teater dapat diasumsikan sebagai dunia permainan bagi anak-anak. Dunia permainan yang menyenangkan bagi anak-anak dijadikan orientasi bentuk pemanggungan sehingga pertunjukan menjadi aktivitas yang menghibur sekaligus mendidik. Konsep permainan berhubungan dengan bentuk dan gaya akting yang ditampilkan dalam pertunjukan. Pertunjukan Gunung Merapi mengemas empat konsep dasar permainan, yaitu gaya akting stilistik, permainan, drama musikal, dan interaktif. Gaya akting stilistik adalah gaya akting yang diperindah, dilebihkan, dan digayakan. Gaya akting stilistik digunakan untuk tokoh-tokoh seperti Dewa Guru, Dewa Narada, dan Dewa Bayu. Tujuan gaya akting stilistik untuk menghadirkan karakter tokoh yang berasal dari dunia mitologi, babad, atau dongeng.

Actions (login required)

View Item