Beredab Dalam Upacara Besale Pada Masyarakat Suku Anak Dalam Di Sumatera Selatan

Firdaus, Fuad (2009) Beredab Dalam Upacara Besale Pada Masyarakat Suku Anak Dalam Di Sumatera Selatan. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
Full Teks.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (82MB) | Request a copy
[img] Text
BAB I.pdf

Download (12MB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (3MB)
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Masyarakat Suku Anak Dalam memiliki keyakinan tentang Tuhan, yang mana didasarkan atas adanya "kekuatan" yang bersumber dari alam. Menurut masyarakat Suku Anak Dalam, Tuhan adalah sama dengan yang mereka sebut "Raja Nyawa", mereka percaya bahwa Raja Nyawa berada di surga dan menguasai dewa, roh nenek moyang, manusia dan alam beserta isinya (hutan dan sungai). Mereka percaya bahwa Raja Nyawa, dewa, dan roh memiliki sifat senang dan pemarah, senang apabila isi hutan dipelihara, dijaga dan dilestarikan, tetapi akan marah apabila hasil hutan dirusak, disia-siakan serta tidak dilestarikan. Mereka beranggapan bahwa pengerusakan hutan adalah sama dengan mengganggu ketentraman para penjaga hutan, sehingga ditimpakan malapetaka seperti berjangkitnya wabah penyakit, kematian dan sebagainya. Agar Raja Nyawa tidak menyabut nyawa dan para dewa, roh serta mahluk halus (Jemalang) tidak mengganggu manusia maka diadakanlah upacara Besale. Upacara Besale merupakan kegiatan pengobatan tradisional yang tujuannya untuk membersihkan atau mengusir roh-roh jahat yang dianggap sebagai sumber penyakit dari jiwa si sakit, agar penderita tersebut dapat sehat kembali. Upacara ini menggunakan alat musik Redab. Menurut masyarakat Suku Anak Dalam (Kubu) bila alat musik Redab dimainkan bersamaan dengan pembacaan mantra (sale), dapat menghilangkan pengaruh jahat dari arwah­ arwah yang bermaksud mengganggu anggota masyarakat. Oleh karena itu mereka percaya bahwa Redab bukan hanya alat musik, tetapi Redab juga adalah sebuah alat komunikasi agar para dewa menerima do'a yang dibacakan oleh dukun (Malim), sehingga membantu proses penyembuhan yang dilakukannya. Oleh karena itu peran instrumen redab sangatlah penting, dan sebagai salah satu syarat syah di dalam upacara Besale. Musik Beredab dalam upacara Besale merupakan suatu bentuk kesenian tradisi yang terkait erat dengan kehidupan masyarakat Suku Anak Dalam. Ia merupakan bentuk perlambangan religi, adat sosial dan cara pandang masyarakat di dalam kehidupan. Keterkaitan antara musik dengan upacara Besale, membuat keberadaan musik tersebut sangat diperlukan masyarakat, baik yang berhubungan dengan kepentingan agama, maupun adat istiadat. Hal ini karena musik Beredab merupakan kesatuan sistem dari elemen yang mendukung keberadaannya dalam masyarakat. Bertahannya musik Beredab ini disebabkan karena peran dan fungsi musik tersebut amat penting bagi kehidupan masyarakat pemiliknya. Fungsi musik Beredab mengacu pada peranan musik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga musik dapat di jadikan sebuah simbol pengembaraan kehidupan dan budaya masyarakat, serta sebagai identitas budaya lokal bagi masyarakat pemiliknya atau Suku Anak Dalam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Firdaus, Fuadnim0410261015
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorCau Arsana, I Nyomannidn0007117104
ContributorHaryanto, Haryantonidn0005066311
Department: KODEPRODI91201# ETNOMUSIKOLOGI
Uncontrolled Keywords: musik rebab, suku anak dalam, etnomusikologi
Subjects: Etnomusikologi
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi
Depositing User: jody JS Santoso
Date Deposited: 27 Oct 2023 01:53
Last Modified: 27 Oct 2023 01:53
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/15313

Actions (login required)

View Item View Item