Lakon Jaka Slewah: Pakeliran Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta

Hariyanto, Hariyanto (2013) Lakon Jaka Slewah: Pakeliran Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (17MB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (3MB)
[img] Text
Full Teks.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (74MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Lakon Jaka Slewah yang diangkat dari sebagian Lakon Sesaji Raja Suya belum lazim dipentaskan dalang dalam satu kemasan lakon tersendiri. Untuk mengemas Lakon Jaka Slewah menjadi satu bagian lakon tersendiri dengan durasi sekitar dua setengah jam, diperlukan kecermatan daiam penyusunan pengadegan. Pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membangun jalinan peristiwa dalam masing-masing adegan, beserta penentuan tokoh-tokoh dalam kapasitasnya masing-masing dalam lakon. Jejer tidak dihilangkan, akan tetapi ditarik menjadi rangkaian jalinan peristiwa yang divisualkan, sehingga pola pengadegan menjadi seperti bingkai dalam bingkai. Jalinan peristiwa harus dibuat dengan penalaran yang logis, beserta pemilihan tokoh-tokoh dan setting dalam adegan. Bagaimana lakon ini dapat dipentaskan dengan alur dan jalinan peristiwa berbingkai, durasi waktu yang singkat, tokoh wayang yang dimainkan tidak banyak, terbangun dramatik adegan agar pesan atau gagasan dapat tersampaikan, merupakan tujuan penyusunan karya ini. Model pakeliran cekak dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Lakon Jaka Slewah, yaitu bagaimana menunjukkan dan mendudukkan tokoh Jaka Slewah sebagai trah kusuma, yang sengaja dipersiapkan mengikuti pola pengasuhan Nyai Jara sebagai persiapan sebelum kelak menjadi raja menggantikan ayahnya, Prabu Brihyadrata. Untuk menyampaikan gagasan tersebut perlu diwujudkan dalam ekspresi penokohan yang dibangun dari dialog dan adegan, yang ditunjukkan meialui setting dan konflik peristiwa. Ekspresi penokohan, konfliktan peristiwa dalam setiap adegan yang dipilih harus menjadi jalinan dan satu kesatuan utuh. Adegan jejer yang ada dalam Lakon Sesaji " Raja Suya konvensional, seperti yang dilakukan oleh Ki Mudjoko Djoko Rahardjo, tidak ditampilkan tetapi ditarik jalinan peristiwanya menjadi visualisasi adegan tersendiri. Pemaparan setting diwujudkan dalam narasi janturan, atau dalam dialog antar tokoh. Konfliktan suasana dramatik harus diwujudkan dengan dialog antar tokoh yang didukung oleh sulukan, dhodhogan, keprakan, dan gerak sabet. Secara pragmatismerya ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai contoh model perancangan karya seni, yaitu pakeliran gaya Surakarta dengan membawakan Lakon Jaka Slewah berdurasi kurang lebih dua setengah jam. Karya ini diharapkan juga menjadi satu alternatif dalam model pakeliran wayang kulit purwa gaya Surakarta, yaitu bagaimana menuangkan gagasan dengan membangun dramatik adegan dalam rangka mengisi dan melengkapi bagian kisah hidup Jaka Slewah yang tidak dikisahkan dalam teks Mahabarata. Sebagai lakon baru yang dibuat dengan konsep yang belum lazim dipergunakan dalam karya terdahulu, Lakon Jaka Slewah ingin mengatakan bahwa seyogyanya kita tidak memandang seseorang hanya dari wujud fisiknya. Tindakan yang dilakukan oleh seseorang seyogyanya tidak hanya dilihat atas dasar akibat dari perbuatan yang dilakukannya, melainkan juga dilihat alasan dan latar belakang mengapa tindakan itu dilakukannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Hariyanto, Hariyantonim0810080016
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorJunaidi, Junaidinidn0002106207
ContributorBudiarti, Endahnidn0018067102
Department: KODEPRODI91241#SENI PEDALANGAN
Uncontrolled Keywords: pakeliran cekak, trah kusuma, pakeliran gaya Surakarta
Subjects: Pedalangan
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Pedalangan
Depositing User: sri SE endarti
Date Deposited: 27 Oct 2023 08:08
Last Modified: 27 Oct 2023 08:08
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/15356

Actions (login required)

View Item View Item