'Besutan' seni pertunjukan rakyat di Jombang

Bagus Pamungkas, Rendra (2009) 'Besutan' seni pertunjukan rakyat di Jombang. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (8MB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Full Teks.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (34MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Seni pertunjukan rakyat pada dasarnya adalah seni yang lahir, tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat. Bentuk kesenian semacam ini banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia, salah satu diantara sekian banyak varian bentuk kesenian rakyat adalah Besutan. Besutan merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan rakyat di Kabupaten Jombang, yang merupakan cikal-bakal lahirnya kesenian Ludruk. Besutan lahir sebagai salah satu media ekspresi masyarakatnya, ini ditunjukkan dengan nilai-nilai fungsi dalam pertunjukan besutan selain sebagai sarana penyambung hidup juga sebagai media hiburan, ritus, bahkan pada zaman revolusi fisik besutan berperan sebagai lokomotif dan corong perjuangan rakyat khususnya di Jawa Timur. Besutan memiliki ciri yang lebih spesifik dalam penyajiannya, dimana pegelaran besutan selalu menghadirkan tokoh-tokoh utama dalam setiap pertunjukannya. Antara lain Besut, Paman Gondo atau Jamino, dan Rusmini. Cerita-cerita yang diangkat ke atas panggung juga merupakan bagian yang sangat dekat dengan masyarakat, seputar konfliktara Besut dengan Rusmini yang akrab dengan istilah pegat-balen (pisah-rujuk) atau Paman Gondo. Karakter khas dari masing-masing tokoh membuat pertunjukan ini menjadi lebih hidup dan menarik perhatian masyarakat penikmatnya. Tokoh Besut yang dalam beberapa cerita selalu menjadi cermin pribadi masyarakatnya, Paman Gondo atau Jamino sebagai sosok pengasuh (tua) yang kadang kala menjadi sosok penengah dari setiap konfliktang dimunculkan antara Besut dan Rusmini ataupun sebaliknya. Tokoh Rusmini yang selalu ingin mandiri sebagai salah satu wujud perempuan yang mempunyai pribadi yang kuat. Besutan tidak hanya memiliki nilai fungsi sebagai seni pertunjukan semata, namun besutan juga memiliki nilai-nilai estetik (keindahan) yang terdapat pada musik pengiring, dialog antar pemain, gerak dan tarian, mimik wajah, nyanyian dan parikan (pantun). Serangkaian simbol yang dikemas dengan rapih, berupa petuah bijak dalam nyanyian dan pantun, maupun kostum dan tata rias para tokohnya. Bagi sebagian penikmatnya, besutan mempunyai peran yang lebih mendalam lagi yaitu sebagai media kontemplasi diri jika tokoh Besut diartikan sebagai khalifatullah (utusan Allah SWT) yang ditugaskan untuk menjaga bumi dari kerusakan. Bahkan hal tersebut diatas berpotensi menjadikan sebagian penikmat pertunjukan besutan mengalami peristiwa spiritual (katarsis) dalam konteks pesan moral, agama dan kepercayaan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Bagus Pamungkas, Rendranim0210401014
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorSuharjoso, Suharjosonidn
ContributorArizona, Nanangnidn0012126712
Department: KODEPRODI91251#SENI TEATER
Uncontrolled Keywords: seni pertunjukan rakyat, konflik, pesan moral
Subjects: Teater > Penciptaan (penyutradaraan, penataan artistik, penulisan naskah,pemeranan)
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Teater
Depositing User: sri SE endarti
Date Deposited: 31 Oct 2023 04:46
Last Modified: 31 Oct 2023 04:46
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/15491

Actions (login required)

View Item View Item