Bentuk Penyajian Janggrung Ritual Dalam Upacara Jangkrik Genggong Di Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kabupaten Pacitan

Naliswati, Novi (2007) Bentuk Penyajian Janggrung Ritual Dalam Upacara Jangkrik Genggong Di Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kabupaten Pacitan. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

	Text BAB I.pdf Download (9MB)
	Text BAB IV.pdf Download (2MB)
	Text Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (38MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian tentang Bentuk penyajian Janggrung Ritual bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk penyajian Janggrung Rih1al dalam Upacara Jangkrik Genggong, yang dinilai sangat unik dan mempunyai ciri spesifik. Upacara Jangkrik Genggong ini terletak Di Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Upacara Jangkrik Genggong dilaksanakan setiap satu tahun sekali yaitu pada bulan longkang (selo) atau suro. Janggrung mempunyai pengertian yang sama dengan tayub yaitu tari yang ditarikan secara berpasangan. Janggrung merupakan inti dari upacara Jangkrik Genggong yang tidak dapat dipisahkan dan digantikan. Janggrung pada Upacara Jangkrik Genggong disajikan dalam dua bentuk, bentuk pertama dikatakan Janggrung Ritual dan yang kedua Janggrung Hiburan. Kedua bentuk Janggrung tersebut terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada bentuk penyajiannya, seperti pada: pelaku, rias. busana, pola lantai, iringan, waktu dan tempat pertunjukan. Janggrung Ritual dinilai sangat unik, keunikan tersebut dapat dilihat pada saat pengibing mengalami trance. warga percaya pada saat trance para dhanyang masuk ke tubuh pengibing. Dengan terjadinya trance akan terlihat karakter para dhanyang di masa hidupnya. Keunikan yang lain juga terdapat pada kain. yang dipercaya peninggalan para ]e]uhur yang umumya sudah ratusan tahun dan digunakan pengibing saat menari bersama Tandhak

Actions (login required)

View Item