Batombe: Adu Rayu Dalam Upacara Mamatian Atok Istano Rajo Di Nagari Abai Sangir Solok Selatan Sumatera Barat

Catur Ramadhani, Randi (2023) Batombe: Adu Rayu Dalam Upacara Mamatian Atok Istano Rajo Di Nagari Abai Sangir Solok Selatan Sumatera Barat. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
Randi Catur Ramadhani_2023_FULL TEXT.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (6MB) | Request a copy
[img] Text
Randi Catur Ramadhani_2023_BAB I.pdf

Download (3MB)
[img] Text
Randi Catur Ramadhani_2023_BAB IV (1).pdf

Download (2MB)
[img]
Preview
Image
Randi Catur Ramadhani_2023_Surat Persetujuan Publikasi.jpeg

Download (137kB) | Preview

Abstract

Suku Minangkabau memiliki banyak kesenian sastra lisan, salah satunya Batombe yang berasal dari Nagari Abai Sangir Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat. Batombe menjadi tradisi asli dari Abai Sangir dengan sejarahnya masyarakat yang ingin membangun Rumah Gadang sebagai identitas suku. Mamatian Atok merupakan salah satu upacara adat yang menghadirkan tradisi Batombe itu sendiri sebagai hiburan kepada tamu yang datang. Mamatian Atok adalah upacara merenovasi Rumah Gadang yang sudah memiliki kerusakan cukup parah ataupun sudah lama tertinggal. Dalam pertunjukannya dapat mengkaji makna dan bentuk dari Batombe itu sendiri. Untuk mendeskripsikan makna tradisi Batombe dalam kehidupan masyarakat Nagari Abai Sangir maka pendapat dari Clifford Gertz yang terdapat dalam buku Tafsir kebudayaan digunakan sebagai landasan untuk menceritakan bagaimana tradisi Batombe mencerminkan simbol, norma, nilai dan praktek kebudayaan. Simbol Simbol dapat diartikan sebagai suatu hal yang menyerupai tanda atau lambang yang dapat merepresentasikan suatu makna yang lebih abstrak. Simbol menjadi salah satu aspek penting dalam memahami kebudayaan suatu masyarakat karena simbol dapat menjadi suatu media yang mencerminkan masyarakat itu sedniri. Norma sebenarnya merujuk pada aturan-aturan tertentu yang mengatur perilaku seseorang dalam sebuah kelompok masyarakat ataupun suatu budaya tertentu. Nilai merupakan salah satu aspek yang tidak kalah penting dalam memahami sebuah makna dalam kebudayaan. Praktek menjadi salah satu tanda yang dapat menginterpretasikan sebuah makna yang lebih mandalam pada sebuah kebudayaan.Untuk menjawab mengenai bentuk adu rayu dalam tradisi Batombe, pendapat dari Nyoman Kutha Ratna dalam buku Estetika Sastra dan Budaya dimana tema, plot, kejadian dan tokoh menjadi bahasan yang utama dalam mendeskripsikan sebuah pantun. Tema merupakan sebuah topik utama yang menjadi gagasan dan pusat fokus dari sebuah karya. Tema dapat menggambarkan pesan moral, sosial, politik, ataupun perasaan emosional yang ingin disampaikan. Plot merupakan sebuah alur ataupun rangkaian peristiwa dalam sebuah karya. Plot itu sendiri melukiskan urutan kejadian yang terjadi dalam sebuah cerita yang dimulai dari awal, tengah, hingga akhir. Kejadian merupakan salah satu bentuk terjadinya sesuatu dalam bentuk waktu ataupun tempat. Tokoh ataupun pelaku seni adalah seseorang yang melakukan peran terhadap kesenian tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Catur Ramadhani, Randinim1710633015
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorAryandari, Citranidn0025077901
ContributorYulaeliah, Elanidn0024026605
Department: KODEPRODI91201#ETNOMUSIKOLOGI
Uncontrolled Keywords: Mamatian atok, Batombe, Rayuan
Subjects: Etnomusikologi
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi
Depositing User: Randi Catur Ramadhani
Date Deposited: 20 Nov 2023 08:00
Last Modified: 20 Nov 2023 08:00
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/16025

Actions (login required)

View Item View Item