Peranan Nyi Ageng Serang Dalam Strategi Gerilya Perang Diponegoro

Martono, Hendro and Aulia Pertiwi, Jasmin (2023) Peranan Nyi Ageng Serang Dalam Strategi Gerilya Perang Diponegoro. ISI Yogyakarta, ISI Yogyakarta.

	Text Hendro Martono_fulltext.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy
	Text BAB I_Hendro Martono_2023.pdf Download (481kB)
	Text BABI IV_ Hendro Martono.pdf Download (279kB)

Abstract

Pahlawan wanita dari Jawa Tengah yang kurang dikenal secara nasional seperti pahlawan wanita Cut Nyak Din, Maria Tinahahu dan Kartini yaitu Nyi Ageng Serang atau Kustiah Wulaningsih Retno Edi. Tercatat dalam Sejarah sebagai wanita ahli siasat perang yang dimiliki keraton Yogyakarta dan Diponegoro. Perang Jawa (Diponegoro) 1825-1830 diketahui merupakan perang terberat yang membangkrutkan VOC sehingga meminta bantuan pada pemerintah Belanda. Di tengah peperangan melawan penjajah tersebut Nyi Ageng Serang telah kehilangan kakak laki laki serta suaminya Adipati Serang yang gugur di medan laga. Di usia 70 tahun lebih, Nyi Ageng Serang mundur dari medan perang dan mendalami ilmu agama hingga wafat. Tubuhnya yang renta tetapi dalam jiwanya tetap berkobar semangat memerdekakan bangsa dari penjajah. Seorang wanita satu satunya di zamannya yang menjadi ahli perang keraton Yogyakarta dan Diponegoro berkat kegigihannya dalam berlatih perang dan menimba ilmu dari buku buku di perpustakaan keraton Yogyakarta. Atas jasanya, Nyi Ageng Serang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia Jiwa patriotik yang didasari kecerdasan dan kecantasan Nyi Ageng Serang mengilhami koreografer untuk mengkoreografikan sebuah garapan tari yang geraknya bersumber dari seni Jawa yang lembut namun bernuansa heroik,tangkas dan trengginas. Ditarikan oleh 3 penari, yang satu sebagai Nyi Ageng Serang sedang 2 penari lainnya sebagai prajurit. Musik tari dikomposisikan berdasar tari sholawatan dan kontemporer Jawa yang disampling melalui MIDI.Rias Busana juga masih bernuansa Jawa pada zaman Islam. Skenografi berupa kain backdrop warna putih lebar yang bisa mengekspresikan metafor suasana perang secara siluet. Koreografi ini divideokan dengan teknik long take dan one shot dipadukan dengan close up , zoom in zoom out dan sudut pengambilan frog eye dan bird eye secara short take dan di edit untuk penekanan fokus dan dramatika serta estetika bahasa gambar.

Actions (login required)

View Item