Estetika Bedhahan Wajah Boneka Wayang untuk Pertunjukan

Hanggar Budi Prasetya, Stepanus and Hariyanto,, Hariyanto, and Mendi Pangestu, Senja (2023) Estetika Bedhahan Wajah Boneka Wayang untuk Pertunjukan. Institut Seni Indonesia Yogyakarta, UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.

[img] Text
Stepanus Hanggar Budi Prasetya_2023_ Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
Stepanus Hanggar Budi Prasetya_2023_ Bab I .pdf

Download (213kB)
[img] Text
Stepanus Hanggar Budi Prasetya_2023_ Bab VII .pdf

Download (94kB)
Official URL: http:// lib.isi.ac.id

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali persoalan estetika rupaan wajah boneka wayang kulit yang lazim dikenal oleh masyarakat pedalangan sebagai bedhahan. Penelitian ini perlu dilakukan mengingat pentingnya kedudukan bedhahan wajah sebagai pengunci kemantapan rasa Si Dalang sebelum masuk pada dimensi imajinasi ketika memerankan tokoh wayang. Bedhahan wajah nyaris diabaikan dalam kajian mendalam, karena dianggap hanya menjadi bagian kecil saja dari bagian besar yang dianggap lebih kompleks dalam ikonografi wayang terkait dengan ekspresi rupaan wayang yang disebut wanda. Kajian sebelumnya melihat wanda adalah rupaan yang menjadi medium pengimajinasian dalang untuk memantapkan rasa mendukung keberhasilan penokohan dalam pertunjukan wayang. Wanda dianggap lebih penting karena tidak hanya terkait dengan pembahasan rupaan wajah pada bagian hidung, mata, dan mulut semata, namun demikian juga meliputi perhatian pada tinggi rendahnya posisi wajah, kemudian postur meliputi posisi leher, bahu, badan, dan kedua kaki. Selain itu, wanda juga berikat dengan ornamen pakaian yang disandang boneka tokoh wayang tertentu. Namun demikian dalam wilayah seni menatah, nyatanya bedhahan menjadi aspek terpenting untuk menentukan sebuah boneka berhasil diciptakan, layak atau tidaknya digunakan untuk kebutuhan pertunjukan oleh dalang atau tidak. Bedhahan pula yang dapat dikatakan menjadi pembeda antara wayang pedalangan dan wayang untuk sekadar menjadi souvenir. Bagi penatah wayang menatah bedhahan adalah bagian paling sulit, membutuhkan keahlian khusus, bahkan dianggap membutuhkan pengendapan rasa, sehingga menatah bedhahan lazimnya dilakukan paling akhir setelah seluruh bagian boneka selesai ditatah. Bagi para dalang, bentuk tatahan yang halus atau kasar nyaris tidak lagi menjadi kriteria yang amat diutamakan, karena para dalang memilih boneka wayang dengan bedhahan terbaik, yang berikat pula dengan wanda terbaik sesuai dengan kebutuhan lakon yang akan dimainkan, yang dianggap tepat dan mantap sehingga mampu memunculkan sugesti tertentu dalam hal pengolahan rasa memerankan tokoh wayang. Dengan demikian bedhahan wajah boneka wayang menjadi penentu utama terbentuknya suatu ekspresi wanda sebagai jalan dan pintu masuk seorang dalang masuk pada estetika manuksma, ketika boneka wayang mampu menjadi tubuh kedua dalang memasuki ruang imajinasi komunal dalam jagat wayang guna mendapatkan ekstase pemeranan dan menentukan keberhasilan pertunjukan membawakan lakon.

Item Type: Other
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Hanggar Budi Prasetya, Stepanusnidn0002016802
Hariyanto,, Hariyanto,nidn0005066311
Mendi Pangestu, Senjanim2210211016
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorCau Arsana, I Nyomannidn 0007117104
Uncontrolled Keywords: estetika wayang, pembuatan wayang, pertunjukan wayang
Subjects: Karya Dosen
Divisions: Repository ISI Yogyakarta
Depositing User: Ida ID Sriwahjudewi
Date Deposited: 09 Aug 2024 07:57
Last Modified: 09 Aug 2024 07:57
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/17681

Actions (login required)

View Item View Item