Yudiaryani, - (1996) Metode Laboratorium Teater (Usaha Menggali Dan Mengembangkan Identitas Kedaerahan). In: Seminar Masyarakat Seni Pertunjukan di Kabupaten Tenggarong, Kalimantan Timur, 23 -28 September 1996, Kabupaten Tenggarong, Kalimantan Timur.
|
Text
Metode Laboratorium.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Metode Laboratorium kiranya mampu mewadahi proses kerja berkesinambungan tersebut. Melalui Metode Laboratorium dapat diupayakan pelestarian tradisi yang selama ini mulai terasa asing terekayasa. Namun demikian upaya tersebut memiliki beberapa kelemahan tetapi juga kekuatan. Kelemahannya adalah munculnya kesan pemaksaan untuk dokumentasi. Juga kemungkinan terciptanya ‘sesuatu’ yang berbeda sama sekali dari bentuk yang selama ini akrab dengan penonton. Sangat mungkin terjadi kesalah pahaman pada istilah-istilah yang menjadi karakteristik setiap prinsip gerak tradisi tertentu, sehingga sangat sulit pula mendeskripsikan irama dan intensitas gerak tersebut melalui kalimat. Sisi positif terletak pada pengayaan prinsip dasar gerak sebagai awal proses penciptaan. Prinsip tersebut dapat didokumentasikan apa adanya, tetapi juga dapat disimpan sebagai sebuah dialektika dengan prinsip lain yang berbeda. Selain itu dialektika tersebut diharapkan berfungsi dan bermakna fleksibel dan dinamis. Fungsi yang diharapkan akan menghilangkan atau mengurangi kelemahan yang muncul. Dengan kata lain, metode ini tidak menutup kemungkinan kritik dan evaluasi, baik ketika proses pembentukan berlangsung maupun ketika hasil yang ditemukan dipertunjukkan di hadapan penonton. Cara kerja Metode Laboratorium dapat melakukan eksplorasi dan dokumentasi yang tidak hanya berasal dari unsur-unsur tradisi Timur tetapi juga dari Manca Negara. Cara kerja ini mampu mendudukkan kesenian tradisi dalam percaturan kesenian dunia, karena berbicara dan mengolah sumber daya manusia yaitu diri si pelaku. Pelaku adalah pusat kegiatan tetapi juga penentu arah kegiatan, sehingga bentuk pertukaran budaya melalui karya seni, misalnya, tidak hanya ‘menjual’ karya seni tradisi ke Manca Negara, tetapi juga menyerap secara dialektis unsur-unsur seni melalui si pelaku. Pertukaran budaya, cultural exchange, tersebut akan menghasilkan seniman-seniman yang mendunia, dan penghasilan yang memadai, serta harga diri sebagai produsen seni. Melihat kondisi seni pertunjukan teater di Indonesia saat ini, perlu kiranya ditempuh cara kerja yang ‘melompat’ jauh ke depan. Kerja ini tidak berarti menukik di kedalaman ataupun sekedar menjadi tontonan, tetapi keduanya dikerjakan sekaligus melalui sebuah kerja perantara. Metode Laboratorium adalah cara kerja perantara– cara kerja ‘melompat’ jauh ke depan dengan cara menengok ke belakang– yaitu cara yang diharapkan menyimpan sekaligus mencipta kebaruan seni. Ia dapat berorientasi pada hiburan yang marketable, sekaligus mendidik sumber daya manusia yang tidak terlepas dengan lingkungannya. Dengan kata lain melalui Metode Laboratorium, karya seni diharapkan tidak akan meninggalkan spirit yang menghidupinya, justru ia akan selalu terkait dengan lingkungannya kemanapun ia akan dipentaskan.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Speech) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Uncontrolled Keywords: | Metode Laboratorium Teater | ||||
Subjects: | Teater > Penciptaan (penyutradaraan, penataan artistik, penulisan naskah,pemeranan) Teater > Pengkajian seni teater (dramaturgi) |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Teater | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 08 Jun 2017 01:49 | ||||
Last Modified: | 08 Jun 2017 01:49 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1809 |
Actions (login required)
View Item |