Indriana, Dina (2005) Kerajinan Tenun Ikat Dayak Desa Di Dusun Rentap Selatan Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
Dina Indriana_2005_Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (60MB) | Request a copy |
|
Text
Dina Indriana_2005_BAB I.pdf Download (10MB) |
|
Text
Dina Indriana_2005_BAB V.pdf Download (2MB) |
Abstract
online HARI INI KEMARIN Pesan ini dihapus 15.35 HARI INI Kerajinan tenun ikat yang berada di pedalaman kalimantan barat tepatnya di dusun rantap selatan desa encet panjang kabupaten sintang adalah kerajinan tradisional yang hampir mengalami kepunahan, oleh karena itu seorang pastor dari Belanda Peter Jaques Maessen memberikan bantuan modal kepada para penuntun Dayak Desa agar menghidupkan kembali aktivitas menenun di rumah betang mereka. Rumah betang adalah rumah tempat suku dayak desa melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengayak, menumbuk, menganyam dan menenun. Pembuatan kain tenun ikat bagi warga dayak desa merupakan kegiatan sakra oleh karena itu mereka harus melakukan upacara adat terlebih dahulu. Ragam hias yang digunakan penenun Dayak Desa untuk diterapkan pada kain tenun berasal dari alam sekitar mereka seperti tumbuh-tumbuhan, hewan maupun alam benda yang mereka wujudkan dalam bentuk visual. Dengan anutan ajaran animisme yang mereka percayai setiap ragam hias memiliki berbagai makna simbolik, sehingga sehelai kain tenun menggambarkan rangkaian peristiwa yang penuh romantikan dan konflik. Kain tenun ikat yang telah siap dijual kemudian disetorkan kepada koperasi yayasan kobus di simpang yang kemudian diterapkan pada produk fashion, produk interior, produk souvenir. Hasil produksi ini memiliki nilai estetis yang tinggi karena didukung oleh bahan baku seperti benang rayon dengan kualitas ekspor, campuran warna sintetis dan warna alam serta alat yang masih tradisional yakni alat tenun gendong. Selain itu yang menjadi ciri khas dari tenun ini adalah teknik pengikatan motif yang dilakukan secara langsung berdasarkan ilham yang didapat dari mimpi tanpa menggunakan desain sehingga bila dicermati dengan seksama tidak ada kain tenun yang memiliki motif yang sama. Hal inilah yang membuat kerajinan tenun ikat Dayak Desa menjadi suatu peninggalan budaya yang perlu dilestarikan. Produk kain tenun Dayak Desa saat ini mulai dipromosikan lewat pameran yang diadakan di Jakarta, Sumatera, Sulawesi dan NTB serta di mancanegara seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura bahkan ada beberapa wisatawan lokal dan mancanegara yang memilih untuk mengunjungi langsung sentra kerajinan tenun ikat Dayak Desa ini di Dusun Rentap Selatan Desa Ensaid dengan tujuan lebih mengenal budaya penenun tersebut.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI90211#Kriya Seni | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | kerajinan, tenun ikat, Dayak, Kabupaten Sintang | |||||||||
Subjects: | Kriya > Kriya Tekstil | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Kriya > Kriya Tekstil | |||||||||
Depositing User: | Ida ID Sriwahjudewi | |||||||||
Date Deposited: | 20 Aug 2024 08:50 | |||||||||
Last Modified: | 30 Aug 2024 02:16 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/18318 |
Actions (login required)
View Item |