Sungging Suprobo, Warih (2024) Bentuk Penyajian Beksan Ajisaka Yasan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono Ka-10 pada Uyon-Uyon Hadiluhung 1 Februari 2021 di K.D. Bangsal Manis Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
WARIH SUNGGING SUPROBO_2024_FULL TEKS.pdf Restricted to Repository staff only Download (11MB) | Request a copy |
|
Text
WARIH SUNGGING SUPROBO_2024_BAB PENUTUP.pdf Download (465kB) |
|
Text
WARIH SUNGGING SUPROBO_2024_PERNYATAAN PERSETUJUAN-PUBLIKASI.pdf Restricted to Repository staff only Download (76kB) | Request a copy |
|
Text
WARIH SUNGGING SUPROBO_2024_BAB I.pdf Download (1MB) |
Abstract
Beksan Ajisaka merupakan salah satu tarian Keraton Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Bawono Ka-10 yang terilhami dari Serat Ajisaka. Serat tersebut merupakan pemaknaan dari Aksara Jawa yang berisi ajaran luhur kehidupan manusia di dunia, yakni tindakan hubungan antar sesama manusia dan hubungan manusia kepada Tuhan. Penciptaan Beksan Ajisaka mengalami proses intermedialitas berawal dari Serat Ajisaka yang kemudian menjadi sebuah wujud sajian karya tari. Pijakan garap Beksan Ajisaka adalah tari klasik gaya Yogyakarta, yang dikembangkan dari konsep beksan sekawanan (4 orang), namun dibawakan dua pasang sehingga menjadi delapan orang sebagai Wadya. Ditambah dengan dua orang penari sebagai tokoh Ajisaka sehingga keseluruhan berjumlah sepuluh orang. Sepuluh orang penari Beksan Ajisaka merepresentasikan tahta Sri Sultan Hamengku Bawono Ka-10. Fokus dari penelitian ini adalah penyajian Beksan Ajisaka Yasan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono Ka-10 yang dilihat secara bentuk sajian dan maknanya. Objek material Beksan Ajisaka disajikan dalam acara Uyon-Uyon Hadiluhung tanggal 1 Februari 2021 bertempat di Kagungan Dalem Bangsal Manis Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdurasi kurang lebih 50 menit. Penyajian Beksan Ajisaka ini merupakan sajian yang paling utuh dan lengkap sebelum adanya pemangkasan durasi pertunjukan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tekstual untuk menganalisis bentuk penyajian dan makna yang terkandung dalam Beksan Ajisaka. Beksan Ajisaka merupakan sajian tari dengan konsep bedhayan dengan mengadaptasi beberapa esensi konsep tari bedhaya 9 gaya Yogyakarta dengan pengembangan visual dan makna yang berbeda. Dalam sajian Beksan Ajisaka mengemas pengembangan dari bentuk tradisi gaya Yogyakarta yang sudah ada seperti pada gerak tari, pola lantai, iringan, busana, dan bentuk sajiannya. Bentuk gerak tari, pola lantai, iringan dan busana merupakan pesan simbolik Sultan yang akan disampaikan melalui bentuk penyajian Beksan Ajisaka. Kata kunci : Bentuk penyajian, Beksan Ajisaka, tekstual.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI002005#TARI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Bentuk penyajian, Beksan Ajisaka, tekstual. | |||||||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | |||||||||
Depositing User: | Warih Sungging Suprobo | |||||||||
Date Deposited: | 30 Aug 2024 07:17 | |||||||||
Last Modified: | 30 Aug 2024 07:17 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/18703 |
Actions (login required)
View Item |