Gunarsa, I Nyoman (2012) Antara Kertagosa dan Yogyakarta: Pencerahan estetika multikultural. Pidato penganugerahan gelar doctor honoris causa bidang seni rupa modern. ISI Yogyakarta, Yogyakarta.
Text
ANTARA KERTAGOSA DAN YOGYAKARTA Pencerahan Estetika Multikultural.pdf Download (5MB) |
Abstract
Dari pengalaman saya sebagai seniman yang berasal dari tradisi budaya Kertagosa, yang studi dan berkarya serta mengajar seni di Yogyakarta sampai 1994, dan kini nglakoni sebagai pengelola museum, ada beberapa poin hikmah yang akan saya bagikan, sebagai berikut: 1. Pengalaman melihat benda-benda seni, mengalami seni secara langsung merupakan modal yang besar untuk menjadi seniman. Visual memori melihat artefak peningalan Kertagosa adalah modal kultural yang dan penting dalam saya menyerap ilmu seni dan estetika multikultural yang saya peroleh semasa studi dan berkarya di Yogyakarta, 2. Melalui seni dan aktivitas seni yang terbuka dan menyapa banyak orang, kita dapat meluaskan pergaulan dan menjalin persahabatan dengan orang orang atau pihak dari berbagai latar-belakang. Melalui seni saya dapat berinteraksi secara luas dan intens dengan berbagai pihak, dari orang kebanyakan sampai kepala negara dan diplomat asing. 3.Sebagai mantan dosen, saya mau mengatakan bahwa proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dan sukses kalau seorang dosen memberi contoh kongkrit, dengan berkarya aktif dan menyosialisasikan karyanya. 4. Dari kasus HAKI yang menimpa diri saya, saya mau menyatakan pentingnya Mata Kuliah tentang HAKI diajarkan di sekolah tinggi seni, agar para peserta studi menyadari potensi dan problematika HAKI pada karyaciptanya. 5. Sebagai pengelola museum dan Ketua Perhimpunan Museum se-Bali, saya belajar banyak dari karya-karya klasik Bali, yang ternyata dari aspek media, materi, dan ujud bentuk, maupun visualnya, mengungkapkan bahwa para seniman klasik Bali telah memiliki daya jelajah dan kreativitas yang tidak kalah eksploratifnya dibanding seniman-seniman moderen dan kontemporer. Sebagai contoh, seniman klasik di Bali telah berhasil membuat kertas media lukis dengan panjang dan lebar yang dalam ukuran sekarang pun sangat luar biasa. Fakta-fakta ini perlu disosialisasikan secara terus-menerus, guna memotivasi generasi-generasi berikut agar tidak mau kalah dibandingkan orang-orang terdahulu. 6. Tentang lembaga pendidikan seni dan permuseuman, saya melihat bahwa lembaga pendidikan seni dan museum seni ternyata saling membutuhkan. Jadi harus ada kesadaran makro secara nasional agar pembangunan dan pemeliharaan sekolah seni dan museum seni mendapat perhatian yang serius dan komprehensif dari Pemerintah. 7. Sebagai seniman, pengelola musewn, dan alumnus ISI Yogyakarta, saya berharap agar ISI Yogyakarta dikemudian hari memiliki sebuah museum modern, tidak harus berukuran besar, namun benar-benar memenuhi standard minimal, bukan saja sebagai tempat penyimpanan karya-karya seni terpilih dari alumni dan seniman-seniman lain, namun juga sebagai satu wadah pembelajaran dan pelatihan multiguna secara akademik dan profesional.
Item Type: | Other | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Uncontrolled Keywords: | Seni rupa modern | ||||
Subjects: | Dokumentasi Lain Seni Murni > Seni Lukis Seni Murni > Seni Patung Seni Murni > Seni Grafis |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Seni Murni > Seni Lukis | ||||
Depositing User: | Agustiawan Agustiawan | ||||
Date Deposited: | 23 Dec 2024 02:07 | ||||
Last Modified: | 23 Dec 2024 02:07 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/18889 |
Actions (login required)
View Item |