Wa Ode Eva Ochtaviani M, 1111334011 (2017) Wa Kaa Kaa. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I.pdf Download (7MB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB IV.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (8MB) | Request a copy |
||
Text
PARTITUR WORD TERSSUSUN.pdf Restricted to Repository staff only Download (24MB) | Request a copy |
||
Video (KARYA)
PENTAS.mp4 Restricted to Repository staff only Download (1GB) | Request a copy |
||
|
Text
JURNAL.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Pemimpin sebuah kerajaan biasanya adalah laki-laki. Laki-laki dirasa pantas mengemban tugas besar sebagai orang yang berkuasa di sebuah kerajaan. Berbeda dengan yang terjadi di kerajaan Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki raja pertama seorang perempuan. Berdasarkan sejarah dan cerita rakyat yang berkembang raja pertama pulau Buton lahir dari sebuah buluh gading (bambu kuning) yang bernama Wa Kaa Kaa. Wa Kaa Kaa merupakan sosok perempuan yang memiliki kecantikan luar biasa bagaikan bulan purnama sehingga membuat laki-laki yang melihatnya menjadi tunduk di hadapannya. Melihat hal tersebut para pemuka adat memutuskan untuk menjadikan Wa Kaa Kaa sebagai raja pertama di Pulau Buton yang memerintah ± 34 tahun. Karya ini akan diberi judul “Wa Kaa Kaa” dalam silsilah Buton perempuan bangsawan memiliki nama depan Wa Ode dan laki-laki La Ode. Raja pertama pulau Buton bernama Wa Kaa Kaa, “Wa” dalam bahasa Buton berarti dia perempuan dan kaakaa / aka berarti kakak. Apabila diartikan nama Wa Kaa Kaa memiliki arti kakak perempuan dan nama tersebut dianggap penata memiliki daya tarik. Memiliki kecantikan yang luar biasa Wa Kaa Kaa mempunyai sifat cerdas, bijaksana, berani dan tangguh. Dengan kecantikan yang dimilikinya mampu membuat laki-laki tunduk kepadanya dimanfaatkan untuk dapat membuat orang tunduk terhadap perintahnya, hal ini menunjukkan bahwa kecantikan seorang perempuan ketika dimanfaatkan dengan baik dan benar dapat berguna bagi kehidupan orang lain seperti memimpin kerajaan. Setelah menjadi raja, Wa Kaa Kaa menikah dengan Sibatara yang merupakan anak dari Raja Manyuba yang berasal dari Majapahit. Perkawinan meraka dikaruniai tujuh orang anak, setelah menikah sekian lamanya tiba-tiba diketahui bahwa Sibatara menikah lagi dengan perempuan lain di Baluwu. Wa Kaa Kaa tidak mampu menutupi kekecewaannya terhadap Sibatara kemudian memutuskan untuk kembali ke kayangan membawa enam orang anaknya. Sosok, sifat, dan sejarah Wa Kaa Kaa dianggap menarik bagi penata, karena tidaklah mudah bagi seorang perempuan untuk memimpin kerajaan dan harus bersikap tenang, sabar dan menutupi sakit hati kepada suaminya. Sosok dan sifat yang dimiliki Wa Kaa Kaa akan ditransformasikan ke dalam tubuh sebagai instrumen tari dan disajikan dalam bentuk koreografi kelompok dengan sembilan orang penari terdiri dari delapan penari perempuan dan satu penari laki-laki. Satu penari laki-laki merupakan representasi Sibatara, satu penari perempuan sebagai sosok Wa Kaa Kaa, enam penari lainnya merupakan jumlah anak yang dibawa Wa Kaa Kaa kembali ke kayangan, satu penari perempuan merupakan istri kedua Sibatara. Kata kunci: Wa Kaa Kaa, Cantik, Raja Pertama Buton
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Additional Information : | Raja Alfirafindra; Bekti Budi Hastuti | ||||
Uncontrolled Keywords: | Wa Kaa Kaa, Cantik, Raja Pertama Buton | ||||
Subjects: | Tari > Penciptaan Tari | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Penciptaan) | ||||
Depositing User: | samiyati SM samiyati | ||||
Date Deposited: | 11 Jul 2017 06:18 | ||||
Last Modified: | 11 Jul 2017 06:18 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2007 |
Actions (login required)
View Item |