Firawati, Defi (2025) Tari Kretek Sebagai Identitas Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
![]() |
Text
BAB PENUTUP Defi_watermark-156-160.pdf Download (481kB) |
![]() |
Text
naskah publikasi defi (1).pdf Download (529kB) |
![]() |
Text
pernyataan publikasi defi.pdf Restricted to Repository staff only Download (376kB) | Request a copy |
![]() |
Text
Full Skripsi Defi_watermark_watermark.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
![]() |
Text
BAB AWAL Defi_watermark-1-30_watermark.pdf Download (1MB) |
Abstract
Tulisan ini mengupas Tari Kretek Sebagai Identitas Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Tari Kretek adalah salah satu tarian yang diciptakan oleh seniman Endang Tony dan Supriyadi yang kini menjadi tari Kretek sebagai identitas di kabupaten Kudus. Kata “Kretek” digunakan pertama kali oleh Haji Djamhari, seorang warga Kudus, pada tahun 1880. Haji Djamhari menemukan rokok Kretek saat mencoba mengatasi sesak napasnya dengan minyak cengkeh yang di oleskan ke dada nya. Ia kemudian bereksperimen dengan mencampur cengkeh dan tembakau, melintingnya dengan kulit jagung, dan membakarnya sehingga terdengar bunyi "Kretek" yang dihasilkan dari pembakaran lintingan tersebut menjadi asal usul nama Kretek. Penelitian ini ingin mengungkap identitas Kabupaten Kudus yang tidak hanya dipandang sebagai kota kretek, dengan tari Kretek sebagai ikonnya. Akan tetapi, akan mengupas kedalaman makna identitas yang terlabelkan dalam tari Kretek Kudus yang saat ini menjadi alasan utama penulis melakukan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teori identitas budaya berdasarkan pemikiran Stuart Hall. Teori identitas budaya yang sedikitnya dapat dilihat identitas ini tidak bersifat tetap, melainkan dinamis dan terus berkembang seiring dengan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam konteks masyarakat Kudus, Tari Kretek merupakan salah satu elemen budaya yang merepresentasikan identitas lokal. Tarian ini mencerminkan nilai-nilai budaya yang terkait dengan tradisi Kretek, seperti kerja keras, kebersamaan, dan kearifan lokal. Budaya Kretek juga menghasilkan jutaan kisah yang mengenai terjalinnya tali perkawanan, status sosial, hingga etika sosial. Kretek merupakan pemandangan yang kerap kali kita lihat dalam kehidupan masyarakat. Setelah hisapan pertama yang disusul seteguk teh atau kopi adalah fakta konkrit bahwa budaya Kretek menjelma menjadi ritus sehari-hari dan dimiliki oleh segala lapisan sosial. Budaya kretek menjadi salah satu aktivitas yang mewadahi guyubnya masyarakat. Dalam bahasa ilmu sosial, fenomena itu disebut sebagai kohesi sosial.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91631#TARI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Identitas, Tari Kretek, Kabupaten Kudus Jawa Tengah. | |||||||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | |||||||||
Depositing User: | Defi Firawati | |||||||||
Date Deposited: | 24 Jun 2025 08:16 | |||||||||
Last Modified: | 25 Jun 2025 08:12 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/20630 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |