Safitri Melania, Dea (2025) Analisis Koreografi Jatilan Incling Krido Atmojo Di Dusun Canden Ngargosari Samigaluh Kulon Progo. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
![]() |
Text
Dea Safitri Melania_2025_Text Full-dikompresi.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Text
Dea Safitri Melania_2025_ BAB 1.pdf Download (636kB) |
![]() |
Text
Dea Safitri Melania_2025_BAB IV.pdf Download (555kB) |
![]() |
Text
Dea Safitri_2025_Surat persetujuan.pdf Restricted to Repository staff only Download (137kB) | Request a copy |
Abstract
Jatilan Incling Krido Atmojo merupakan kesenian rakyat yang berasal dari kabupaten Kulon Progo tepatnya di Dusun Canden Ngargosari Samigaluh Kulon Progo. Kesenian Jatilan Incling adalah salah satu kesenian rakyat yang dalam penyajiannya menggunakan properti kuda lumping atau kuda kepang yang terbuat dari anyaman bambu. Sebutan Jatilan Incling diambil dari suara kemrincing yang berasal dari klinting kuda kepang yang terletak di bagian ujung kepala dan klinting yang dipakai dibagian kaki. Kuda kepang atau kuda lumping digunakan sebagai properti tari dan selalu dibawa saat menarikannya. Kuda kepang dalam kesenian Incling sering juga disebut dengan istilah belo, dalam bahasa Jawa belo merupakan kuda yang masih kecil, dan kuda belo yang menjadi ciri khas dari Jatilan Incling yang memiliki leher panjang badan yang kecil dan panjang dengan kerincing di bagian kepala. Dalam penyajiannya Jatilan Incling termasuk jenis koreografi kelompok yang menggunakan komposisi besar karena ditarikan oleh enam sampai sepuluh orang bahkan bisa lebih. Jumlah penari selalu genap karena berkaitan dengan motif gerak dan pola lantai yang dilakukan secara berpasangan. Pertunjukan kesenian Jatilan Incling dipentaskan di ruang terbuka yang berdurasikan 45 sampai satu jam lebih karena menggunakan adegan ndadi. Pada pertunjukannya Jatilan Krido Atmojo menampilkan tiga babak yaitu babak awal incling, babak pongjir dan babak tiga Jatilan Incling yang mengambil kisah dari Panji Asmoro bangun menghadapi Tumenggung Bantheng Wulung, dan adanya tokoh Onclong. Dalam penyajiannya dibagi menjadi empat struktur yaitu awalan, jogedan, lumbungan, klimaks.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91231#TARI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Jatilan Incling Krido Atmojo, Analisis Koreografi, pelestarian | |||||||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | |||||||||
Depositing User: | Dea Safitri Melania | |||||||||
Date Deposited: | 26 Jun 2025 06:09 | |||||||||
Last Modified: | 26 Jun 2025 06:09 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/21141 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |