Al Fawwaz, Marzuq (2025) Memelayukan Melayu representasi etika dan adab dalam penciptaan Tari Melayu Riau terhadap krisis identitas. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
![]() |
Text
Marzuqalfawwaz_2025_FULLTEKS.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
![]() |
Text
Marzuqalfawwaz_2025_BAB I .pdf Download (823kB) |
![]() |
Text
Marzuqalfawwaz_2025_BAB V .pdf Download (476kB) |
![]() |
Text
marzuqalfawwaz_2025_LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Text
Marzuqalfawwaz_2025_PERNYATAAN PERSETUJUAN-PUBLIKASI.pdf Restricted to Repository staff only Download (98kB) | Request a copy |
![]() |
Video
maxresdefault.jpg?sqp=-oaymwEmCIAKENAF8quKqQMa8AEB-AH-CYAC0AWKAgwIABABGHIgXCgSMA8=&rs=AOn4CLDCWMiEQcOH5J0lZ9tp2rx20YYLlg Download (37kB) |
Abstract
Karya tari Memelayukan Melayu merupakan refleksi artistik atas kegelisahan terhadap pergeseran etika dan adab dalam budaya Melayu di tengah perubahan zaman. Lebih dari sekadar pertunjukan estetis, karya ini menjadi medium kritik dan perenungan terhadap krisis identitas budaya, khususnya dalam konteks seni pertunjukan di Riau. Melalui pendekatan etnografi artistik, penata mengeksplorasi nilai-nilai adab dan etika Melayu dengan melibatkan dialog, observasi, serta partisipasi aktif para penari. Penciptaan karya ini didasari tiga pendekatan teoritis: antropologi kemelayuan, habitus tubuh koreografer, dan konstruksi sosial Peter L. Berger. Antropologi kemelayuan digunakan untuk menggali makna nilai-nilai budaya lokal, habitus tubuh membaca bagaimana pengalaman dan kebiasaan tubuh memengaruhi intuisi koreografi, dan teori Berger digunakan untuk memahami bahwa etika, adab, dan identitas terbentuk secara sosial dan historis. Proses kreatif melibatkan eksplorasi gerak berdasarkan pemahaman masing-masing penari terhadap budaya Melayu. Dengan menggunakan pendekatan koreografi Lingkungan oleh Hendro Martono karya ini bisa direalisasikan Adegan-adegan dibangun secara bertahap untuk merefleksikan ketegangan antara nilai tradisional dan kondisi sosial masa kini. Simbol seperti kain kuning dan posisi tubuh yang merendah digunakan untuk merepresentasikan kesantunan dan keterjagaan identitas. Memelayukan Melayu bukan sekadar pelestarian bentuk luar budaya, melainkan usaha meneguhkan kembali nilai-nilai inti Melayu seperti kesantunan dan kehati-hatian dalam menyikapi perubahan. Adegan dibagi menjadi empat bagian diantaranya : Hulu ke Hilir, Kemelayuan, Kemelayu-Melayuan dan Memelayukan diri Karya ini diharapkan menjadi kontribusi dalam pengembangan seni pertunjukan berbasis nilai budaya lokal dan menjadi referensi konseptual bagi seniman serta penulis tari di masa depan.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Department: | KODEPRODI91101#PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Tari Melayu, etika, adab, krisis identitas, Representasi | ||||||
Subjects: | Tari > Penciptaan Tari | ||||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | ||||||
Depositing User: | Marzuq al Fawwaz | ||||||
Date Deposited: | 09 Jul 2025 01:32 | ||||||
Last Modified: | 09 Jul 2025 03:12 | ||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/21362 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |