Ornamen Masjid Agung Pondok Tinggi Sungai Penuh Kerinci: Tinjauan Melalui Pendekatan Ikonografi-Ikonologi

Miranda Lestamega, Vidella (2025) Ornamen Masjid Agung Pondok Tinggi Sungai Penuh Kerinci: Tinjauan Melalui Pendekatan Ikonografi-Ikonologi. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
Vidella Miranda Lestamega_2025_FULL TEXT.pdff.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy
[img] Text
Vidella Miranda Lestamega_2025_BAB I.pdff.pdf

Download (775kB)
[img] Text
Vidella Miranda Lestamega_2025_BAB V.pdff.pdf

Download (191kB)
[img] Text
FORM-PERNYATAAN-PERSETUJUAN-PUBLIKASI-VIDELLA.pdf

Download (210kB)
Official URL: https://lib.isi.ac.id

Abstract

Keberadaan seni dan budaya di Kerinci-Jambi pada umumnya serta desa Pondok Tinggi khususnya, telah hadir sejak zaman dahulu kala.keberadaan seni dan budaya di daerah ini terdeteksi dengan ditemukannya artefak peninggalan zaman Prasejarah, Megalitik, dan zaman Perunggu. Demikian halnya dengan bangunan tradisional dan ornamen yang melekat padanya, telah ada, ditemukan dan bersumber dari hikayat, ceritera-ceritera, dan artefak yang masih ada. Sebagaimana diketahui, bahwa kehadiran ornamen dalam suatu kemlompok masyarakat, umumnya dipengaruhi oleh kebudayaan tertentu yang hadir bersama dengannya. Hal ini juga berlaku sama dengan ornamen “Keluk Paku Kacang Belimbing” yang terdapat pada Masjid Agung Pondok Tinggi. Kehadiran ornamen tersebut sudah ada embrionya sejak zaman prasejarah, kemudian berlanjut pada zaman Hindu dan Budha, datangnya pengaruh Islam yang bersamaan dengan lahirnya adat dan tradisi. Dari periodisasi zaman itu melahirkan ornamen yang beraneka macam, dan mencirikan zamannya masing-masing. Sejak agama Islam masuk dalam kehidupan masyarakat Kerinci-Jambi, maka lahirlah apa yang disebut sebagai ornamen Melayu. Ornamen Melayu lahir sebagai konsekuensi dari adanya larangan agama untuk menciptakan makhluk hidup dalam sebuah karya seni. Kaedah tersebut merasuk dalam adat istiadat etnik Melayu dan berkembang menjadi tradisi yang dihormati dan dijalankan oleh komunitasnya. Terbentuknya larangan tersebut berdampak pada lahirnya ornamen yang bercorak Islami, dimana bentuk pola ornamen yang hadir didominasi oleh bentuk tumbuh-tumbuhan, stilisasi dedaunan, akar-akaran, bunga (flora), serta motif geometrik. Bentuk ornamen inilah yang dikembangkan oleh masyarakat etnik Melayu di kawasan Kerinci pada masa itu. Akhirnya, ornamen Tersebut banyak diterapkan pada bangunan tradisional, rumah panggung, maupun Masjid-Masjid kuno, dan dikenal sebagai ornamen Melayu yang populer secara turun temurun sampai saat ini.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Miranda Lestamega, Videllanim2221461412
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorBurhan, M. Agusnidn00270470001
Department: KODEPRODI91101#PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
Uncontrolled Keywords: Ornamen Melayu, Masjid kuno, makna simbolik.
Subjects: Etnomusikologi
Penciptaan dan pengkajian seni
Divisions: Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni
Depositing User: Vidella miranda lestamega
Date Deposited: 14 Jul 2025 05:08
Last Modified: 14 Jul 2025 05:08
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/21479

Actions (login required)

View Item View Item