R Triyanto, R Triyanto (2005) Matahari Dalam Lukisan Karya Affandi;Sebuah Kajian Semiotika. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
![]() |
Text
Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (79MB) |
![]() |
Text
Bab I.pdf Download (13MB) |
![]() |
Text
Bab V.pdf Download (5MB) |
Abstract
Affandi adalah seorang tokoh penting seni lukis modern Indonesia. Sebagai maestro seni lukis Indonesia ia tak pernah berhenti melukis sehingga ribuan lukisan telah dihasilkannya. Humanisme sebagai titik tolak penciptaannya amat konsisten ia perjuangkan sambil terus melakukan eksperimen. Ini dapat ditandai dari karyanya yang menampilkan beberapa teknik dan objek pelukisan, di antaranya adalah lukisan yang menyertakan objek matahari. Matahari sebagai kekuatan alam, diyakininya merupakan sumber kehidupan. Lukisan yang menyertakan corak matahari ini, terlihat sejak karyanya yang berjudul: 'Potret Diri dan Tujuh Matahari di India',(1950), sampai 'Potret Diri Tak Tercapai', (1987). Pertanyaannya adalah mengapa ia kerap menggambarkan matahari dan apapula maknanya? Untuk mengetahui makna matahari ini dilakukanlah penelitian dengan menggunakan pendekatan semiotik. Langkah pertama, melakukan identifikasi untuk mengetahui ada tidaknya objek matahari pada lukisan. Karena hasil penelitian tidak untuk digeneralisasikan, maka lukisan dipi1ih mela1ui pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data sesuai tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan dan pemotretan, dan tidak dilakukan wawancara karena tidak membutuhkan pendapat orang lain. Interpretasi peneliti dilakukan melalui analisis dua pendekatan semiotik, yakni semiotika Peirce (trikotomi ikon,indeks, simbal); dan semiotika konotatif Barthes. Proses analisis data dimulai dari analisis ikon, indeks, dan simbol, dan akhirnya dilengkapi dengan analisis konotatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empatinya terhadap subjek terasa sebagai realitas pelukis, simbol matahari seakan-akan Affandi adalah 'matahari' itu sendiri. Matahari dijadikan simbal tanda kehidupan, semen tara pada realitasnya cara Affandi melukis yang outdoor amat memerlukan cahaya matahari. Pada p'eriode terakhir perjalanan ekspresinya, Affandi tidak lagi memperlihatkan garis-garis emosif yang menggetarkan, tetapi telah berganti menjadi renungan. Keyakinannya untuk terus melukis tetap ia pertahankan sehingga menjadi acuan seni lukisnya. Alam dalam interpretasinya merupakan realitas yang dihadapinya di mana matahari sebagai sumber hidupnya. Seiring dengan bertambahnya usia, maka mataharinya se1ain kelihatan semakin memerah juga semakin redup.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Department: | KODEPRODI91001#PENCIPTAANDANPENGKAJIANSENI | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Lukisan Affandi, Kajian Semiotika, dan Matahari | ||||||
Subjects: | Seni Murni > Seni Lukis | ||||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | ||||||
Depositing User: | FL Agung Hartono | ||||||
Date Deposited: | 28 Aug 2025 07:00 | ||||||
Last Modified: | 28 Aug 2025 07:00 | ||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/21888 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |