C.W. Gaspersz, Agustinus (2004) Fungsi ansambel suling bambu dalam liturgi ibadah di gereja protestan Maluku Jemaat Getsemani. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
![]() |
Text
Bab I.pdf Download (16MB) |
![]() |
Text
Bab V.pdf Download (4MB) |
![]() |
Text
Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (58MB) | Request a copy |
Abstract
Ansambel suling bambu merupakan musik tradisional di Maluku yang mulai dikenal dalam sejarah penyebaran agama dan perdagangan Eropa khusunya Belanda, pada permulaan abad 19 sekitar tahun 1824 merupakan jenis musik tradisi yang sudah melekat dalam kebiasaan hidup masyarakat Maluku. Kehadirannya yang diprakarsai oleh pendeta Josehp Kamp berkebangsaan Belanda dengan tujuan utama, yaitu untuk mengiringi nyanyian-nyanyian ibadah. Perkembangan yang baik berjalan terus ketika GPM berdiri sebagai badan Gereja yang resmi pada tahun 1935, biarpun di tengah-tengah perkembangannya sampai dengan sekarang cukup mengalami kemunduran sebagai akibat dari berbagai pengaruh yang muncul belakangan ini. Fungsi ansambel suling bambu dalam liturgi ibadah di Gereja Protestan Maluku Jemaat Getsemani merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena ansambel suling bambu sebagai salah satu jenis musik tradisional di Maluku memiliki kekayaan makna estetika musik, budaya dan spiritual yang begitu kaya. Makna dan fungsi yang sangat kongkrit dapat dilihat, bahwa aspek fisik dari alat musik suling, warna nada, cukup mewakili atmosfir Maluku. Selain itu makna sosial budaya yaitu sebagai penanda dan kode, komunikasi antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam, kemudian juga mengandung makna persekutuan, kesaksian dan pelayanan yang menjadi bagian dari pesan-pesan agama. Kerena liturgi ibadah adalah merupakan sarana penghubung dan komunikasi antara manusia dengan Tuhannya, oleh sebab itu liturgi harus ditata dan diatur dengan baik, sehingga aspek interaksi manusia dengan Tuhan, serta manusia dengan sesamanya dapat berjalan juga dengan baik. Ansambel suling bambu yang dikenal sebagai musik liturgi di Gereja Protestan Maluku dan yang sangat mendominasi setiap rumpun liturgi ibadah, harus diposisikan serta difungsikan secara efektif dan benar, serta mesti mendapat perhatian maksimal dari GPM sebagai institusi agama di Maluku. Demi menuju harapan menjadikan ansambel suling bambu sebagai salah satu sarana pelayanan ibadah yang baik dan benar.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Department: | KODEPRODI91101#PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Suling, Liturgi dan Getsemani | ||||||
Subjects: | Penciptaan dan pengkajian seni | ||||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | ||||||
Depositing User: | isti IS suratmi | ||||||
Date Deposited: | 29 Aug 2025 06:54 | ||||||
Last Modified: | 29 Aug 2025 06:54 | ||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/21946 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |