Eksplorasi Potensi Batu Kuarsa Ke Dalam Seni Patung

Muhammad Suyanto, NIM 0411690021 (2010) Eksplorasi Potensi Batu Kuarsa Ke Dalam Seni Patung. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Preview	Text BAB I.pdf Download (4MB) | Preview
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy
Preview	Text BAB V.pdf Download (1MB) | Preview
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Banyaknya penambangan pasir timah yang terjadi di daratan Kepulauan Bangka menimbulkan kerusakan lahan potensial untuk pertanian, belum lagi eksploitasi yang dilakukan di perairan (laut). Lahan eks penambangan meninggalkan lubang-lubang yang telah dipenuhi air dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai kolam pembibitan ikan dan kolam pemancingan. Adanya penambangan pasir timah juga menjadi berkah bagi penulis, karena ketersediaan batu kuarsa yang merupakan material ikutan dari eksploitasi pasir timah begitu melimpah, namun tidak se:rpua lahan eks penambangan terdapat batu kuarsa. Belum adanya masyarakat yang mendayagunakan material ini membuat batu kuarsa menjadi harta karun yang tak terhingga bagi penulis. Kwalitas fisik maupun kwalitas estetis batu kuarsa sangat potensial Ut;ltuk dijadikan produk seni. Salah satu hal yang sudah pasti dari batu kuarsa adalah bentuk fisik yang sudah baku. Potensi fisik persegienam, ujung material yang berbentuk piramida, jernihlbening dan hampir semuanya homogen terlihat unik Uarang ditemui). Hal ini menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan batu kuarsa dengan batu lainnya, sehingga material sangat potensial untuk dijadikan sebuah karya seni. Sebuah karya seni akan memiliki nilai lebih hila menggunakan material yang baik. Kesadaran dalam menghadapi media ekspresi yang momolit, membuat penulis memilih bahasa bentuk dengan tema abstrak : kedinamisan, gerak, irama, kemulusan dan komposisi. Bentuk-bentuk: yang dihadirkan tidak hams bertolak dari bentuk realistik, penulis mencoba membentuk patung dengan prinsip dasar pembentukan antara bentuk: positif (dalam hal ini bentuk masif yang menempati ruang) yang oleh Rodin disebut sebagai gumpalan dan bentukan lubang, yang dalam istilah seni rupa disebut ruang negatif. Bentuk: fisik material yang berukuran kecil merupakan persoalan yang harus dicennati untuk: memilih tehnik yang tepat dalam penciptaan karya. Pemilihan tehnik yang tepat bertujuan agar kwalitas material dapat terekspos dengan baik dalam artian tiap-tiap sisi (bagian) dari material dapat muncul (terlihat) sehingga memperkuat sensasi karya. Berangkat dari kwalitas fisik material maka pemilihan tehnik konstruksi memiliki banyak keuntungan, antara lain pencapaian volume, kesan titik maupun kesan garis, sehingga mampu menegaskan bentuk. Tiap-tiap material yang digunakan dalam suatu karya seni memiliki kelebihan dan batasan masing-masing maka pemilihan tehnik sangat penting untuk: memaksimalkan potensi material (bahan). Batasan material adalah pencapaian volume (ukuran), pertimbangan tingkat kekuatan komposisi dan batas aman yang harus dijaga agar karya tidak mudah rusakfhancur. Pencapaian volume yang lebih besar mungkin dapat dicapai, namun harus melakukan eksperimen lebih jauh dengan meninjau kembali cara mengkomposisi material dan alat bantu yang digunakan. Kemungkinan­ kemungkinan pencapaian bentuk lebih jauh dari eksplorasi material sangat tebuka luas. Melalui tehnik konstruksi, eksplorasi yang dapat dilakukan untuk pencapaian bentuk tiga dimensi masih terbuka lebar. Apalagi melakukan eksperimen dengan menggunakan tehnik lain maupun penggunaan bahan bantuan (pendukung) lain maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai akan lebih banyak lagi. Seperti penggunaan perekat, eksplorasi pewamaan maupun penggunaan material gabungan.

Actions (login required)

View Item