Penciptaan Naskah Drama Menggambar Pohon

Jamal Abdul Nasir, NIM. 0310434014 (2010) Penciptaan Naskah Drama Menggambar Pohon. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Preview	Text BAB I.pdf Download (8MB) | Preview
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB) | Request a copy
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (12MB) | Request a copy
Preview	Text BAB IV.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Kejadian-kejadian dalam kehidupan manusia merupakan peristiwa yang dianggap biasa, karena seringkali terjadi. Peristiwa keseharian tersebut terkadang dapat membawa kebahagiaan bagi hidup manusia, namun terkadang di lain pihak membawa manusia pada keadaan yang menyedihkan, tanpa harapan, dan menindih. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan realitas kehidupan yang harus dijalani. Kehidupan yang menyenangkan atau pun yang menyedihkan menjadi satu kesatuan, karena pada dasarnya kesenangan terkadang berakhir dengan kesedihan, atau sebaliknya. Kejadian-kejadian tersebut tidak sepenuhnya dapat dimengerti oleh manusia, terkadang tidak masuk aka! dan sering terjadi secara berulang-ulang. Terdapat banyak misteri yang tidak dapat dijelaskan oleh aka! dan pikiran manusia, dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Kejadian-kejadian seperti inilah yang menjadi dasar dalam penciptaan lakon Menggambar Pohon ini. Naskah drama ini tidak mengisahkan sebuah cerita. Namun lebih pada mengeksplorasi sebuah situasi statis yang hampa, terasing,dan, sepi dalam ketidakberdayaan manusia menghadirkan dirinya dan memaknai keadaan yang disebabkan oleh dirinya sendiri yang merasa bahwa tidak ada pilihan dan jalan lain lagi selain selesai dengan baik dalam untung maupun rugi. Tujuan yang ingin diraih dari gagasan tentang diri adalah kei?utusasaan manusia menyangkut hubungan antara dirinya sendiri dan dunia luar. Naskah drama Menggamabar Pohon ini secara keseluruhan merupakan potret situasi absurd yang tidak ditunjukkan oleh kekuatan dialognya, melainkan pada situasi yang ditarnpakkan ewat pola laku tokohnya yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa dari kehidupan yang mencekam pada kehidupan yang dipenuhi dengan ketidakpastian; penuh kebimbangan, yang dialami oleh tokoh­ tokohnya. Dialog-dialog dibuat tidak untuk membangun makna bahasa, tetapi mambangun kesadaran; apa yang mungkin dilakukan untuk memaknai hidup. manusia bebas untuk memilih nilai-nilai secara individu yang dapat memuaskan kebutuhan dasarnya.

Actions (login required)

View Item