Penyutradaraan Naskah Ketika Iblis Menikahi Seorang Perempuan Karya Niccolo Machiavelli Saduran T. Arief

Kukuh Riyadi, NIM 0410444014 (2010) Penyutradaraan Naskah Ketika Iblis Menikahi Seorang Perempuan Karya Niccolo Machiavelli Saduran T. Arief. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Preview	Text BAB I.pdf Download (11MB) | Preview
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (10MB) | Request a copy
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (10MB) | Request a copy
Preview	Text BAB IV.pdf Download (2MB) | Preview
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (12MB) | Request a copy

Abstract

Tulisan atau skripsi ini merupakan laporan tertulis atas karya tugas akhir penyutradaraan naskah lakon Ketika lblis Menikahi Seorang Perempuan karya Niccolo Machiavelli saduran T. Arief, yang diselenggarakan di Auditorium Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul, pada 22 Januari 2010, pukul19.30 WIB. Proses ini dimulai dengan analisis naskah lakon untuk mengetahui biografi penulis lakon, yaitu Niccolo Machiavelli, biografi penulis naskah lakon, biografi penyadur, yaitu T. Arief, serta pandangan dunia Niccolo Machiavelli. Naskah lakon ini pada versi aslinya berjudul Belfagor arcidiavolo dan ditulis Niccolo Machiavelli dalam bentuk novella, tahun 1518 sampai 1527. Sebelumnya Belfagor adalah cerita rakyat atau fo lktale Firenze. Temanya adalah tentang kekejaman manusia yang melebihi kekejaman iblis. Naskah Iakon ini merupakan lakon komedi. Proses p.enyutradaraan menggunakan dua teori , yaitu Laissez Faire, yang mengemukakan tugas sutradara ialah membantu aktor dan aktris mengekspresikan dirinya dalam lakon, serta teori dari N. Riantiamo yang mengemukakan sutradara adalah pemimpin tunggal yang merencanakan, memutuskan, mengarahkan , mewujudkan dan bertanggung jawab, sekaligus konseptor dan koordinator. Metode yang digunakan sutradara dalam menyutradarai adalah dengan mengambil posisi sebagai pemimpin tunggal dalam hal organisasi menentukan konsep penyutradaraan yang jelas memposisikan naskah lakon sebagai sumber cerita dan melakukan berbagai penyesuaian di beberapa bagian; mendorong para pendukung pementasan untuk mengembangkan dan mengekspresikan bakatnya masing­ masing; serta menetukan gaya pemanggungan dan memberlakukannya secara akomodatif terhadap seluruh elemen artistik. Perihal gaya pemanggungan, naskah lakon ini dititikberatkan pada komedi . Pelatihan terhadap pemeran terdiri dari reading statis, reading bergerak, penghafalan naskah lakon, eksplorasi vokal , eksplorasi blocking dan moving, pelatihan secara cut to cut, dan pemantapan secara run through. Konsep tata pentas yang digunakan adalah tata pentas yang akomodatif Tata cahaya digunakan untuk pendukung dramatik dan suasana pementasan serta penanda tempat kejadian. Kostum mengadopsi bentuk serta gaya kostum Barat atau Eropa serta bentuk-bentuk kostum yang lumrah digunakan figur-figur iblis, setan, bantu atau makhluk halus lainnya di Indonesia. Tata rias menggunakan gaya rias realis konvensional dan rias fantasi. Musik yang digunakan dalam pementasan ini adalah musik modem elektrik atau musik yang diciptakan dengan olahan perangkat komputer.

Actions (login required)

View Item