Perempuan Dalam Perspektif Gender Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis

Suciati Umanah, NIM 0411680021 (2011) Perempuan Dalam Perspektif Gender Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (7MB) | Request a copy
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Berawal dari pengalaman pribadi penulis sebagai bagian dari perempuan Jawa yang kental dengan tradisi, kemudian melatarbelakangi gagasan penulis untuk membuat karya Tugas Akhir ini. Menurut tradisi Jawa, perempuan dibatasi oleh tradisi yang mengutamakan nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan, sehingga mengharuskan perempuan untuk patuh pada suaminya. Kepatuhan dan ketaatan ini menurut pendapat penulis , terkadang berlebihan, bahwa hila seorang perempuan menikah dengan seorang lelaki, maka ia menjadi milik suaminya dan orang tua tidak punya hak lagi untuk memberikan jalan tengah apabila di antara mereka terjadi permasalahan yang cukup rawan. Konflik yang terjadi atas diri dan suaminya harus mampu disembunyikan. Di Indonesia kedudukan perempuan dalam status sosial masih dibatasi oleh budaya patriarki yang secara tegas menyebutkan bagaimana bentuk kekuasaan laki-laki terhadap perempuan yang kini menyeruak sebagai kasus gender. Gender, yang muncul semenjak timbulnya permasalahan modem sebagai konstruksi tatanan sosial mengenai perbedaan antara laki-laki dan perempuan, temyata sudah menjadi masalah yang berkepanjan gan hingga kini, antara lain ketimpangan perilaku dalam masyarakat serta ketidakadilan dalam hak dan kesempatan khususnya bagi perempuan. Simbol-simbol gender ini sudah mencakup pula dalam bahasa simbol seni rupa. Pada perempuan antara lain diidentikkan dengan bentuk-bentuk yang feminim, lembut, halus, cantik, menggairahkan. Sedangkan laki-laki lebih dikaitkan dengan maskulinitas yang menggunakan simbol-simbol tentang keaktifan, keagresifan, kuat dan gagah. Diskriminasi terhadap perempuan menimbulkan berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan dan lain-lain. Pada era globalisasi, dimana pembangunan dan arus informasi membanjiri segala bentuk masyarakat dalam waktu yang sangat singkat. Setiap informasi dapat dengan mudah diterima dan disebarluaskan dengan cepat tanpa ada penyaringan tentang kebenarannya, dari isi tersebut tanpa dibedakan dampak informasi mana yang baik dan yang buruk. Untuk menyikapi , hal tersebut maka perempuan dan laki-laki harus mengutamakan nilai-nilai toleransi terhadap orang lain. Untuk menyeimbangkan permasalahan gender sebagai reaksi masyarakat yang adil. Berbagai hal tersebut penulis ungkapkan kembali ke dalam visualisasi karya seni lukis melalui bentuk -bentuk figuratif sebagai bahasa ungkap visual agar kiranya menjadi bahan pemikiran sebagai jawaban dampak kemajuan zaman terhadap budaya lokal yang ada di Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan permasalahan gender yang melekat pada jati diri perempuan ? Bentuk atau visualisasi disesuaikan berdasarkan tema gender yang diangkat dalam setiap karya. Pada proses perwujudan konsepsi tersebut, penulis menvisualkan konsep pemikiran tentang gender dengan menggunakan ikon-ikon yang berfungsi sebagai symbol ataupun metaphor permasalahan, antara lain : "Mandau" sebagai senjata penduduk Kalimantan, "Koteka" sebagai pakaian adat penduduk Irian Jaya karena pakaian adat orang di sana adalah koteka salah satunya, dan "Empek-empek" sebagai salah satu makanan khas kota Palembang, dan lain-lain. Selain ciri khas kedaerahan yang menjadi metaphor bahasa visual diambil juga simbol-simbol tertentu, antara lain topeng untuk menvisualkan tentang penyamaran atau kebohongan, apel tentang keindahan dan kenikmatan atau mungkin sebuah daun klaras yang kering untuk menvisualkan sesuatu yang hidup suatu saat pasti akan mati dan tidak berguna lagi. Maka penggunaan simbol-simbol tertentu inilah kiranya yang menjadi kesimpulan penulis sebagai jawaban dalam menanggapi permasalahan gender di dalam budaya masyarakat Jawa yang berkembang semenjak timbulnya masyarakat modem hingga sekarang ini. Sekalipun usaha penulis merupakan salah satu kesempatan yang sangat kecil untuk mengubah nasib perempuan namun paling tidak dapat menjadi acuan bagi pemerhati gender. Menurut pendapat penulis, dalam mengamati karya-karya tugas akhir, tidak semua karya dapat memenuhi kriteria yang sesuai dengan diharapkan. Karena untuk mencapai ujian tugas akhir penulis harus mampu menggunakan waktu secara tepat sesuai dengan batas batas waktu yang di tentukan. Ada beberapa karya menurut penulis mencapai kesempumaan , yaitu karya yang berjudul karbon mode ukuran 150 em x 17Scm, obsesi budaya ukuran em 140 x 140cm dan red hot chili ukuran 140 em x 140 em, karya tersebut dianggap memenuhi syarat karena sesuai dengan tema dan visual yang dianggap maksimal. Kemudian karya yang lain dianggap tidak maksimal karena dikerjakan secara cepat untuk mempersingkat waktu.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM
Suciati Umanah, NIM 0411680021UNSPECIFIED
Department: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Additional Information : Sudarisman, Nunung Nurdjanti
Uncontrolled Keywords: Perempuan, Gender, Seni Lukis
Subjects: Seni Murni > Seni Lukis
Divisions: Fakultas Seni Rupa > Jurusan Seni Murni > Seni Lukis
Depositing User: agus tiawan AT
Date Deposited: 20 Oct 2017 02:57
Last Modified: 20 Oct 2017 02:57
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2557

Actions (login required)

View Item View Item