Lakon "Dhanaraja"

Andi Wicaksono, NIM. 0710078016 (2012) Lakon "Dhanaraja". Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (29MB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (47MB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (28MB) | Request a copy
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (11MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Pengadaptasian dua lakon menjadi satu lakon ke dalam pertunjukan yang berdurasi waktu kurang lebih selama tiga jam, memerlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri dalam proses penggubahannya . Hal ini dikarenak:an, satu lakon wayang merupakan satu dari ratusan episode cerita yang sating berkaitan, dan membentuk satu alur cerita yang panjang. Sehingga demikian, dalam penggubahan dua lakon menjadi satu lakon, perlu memperhatikan dan mempertimbangkan penentuan peristiwa, maupun rangkaian dan jaiinan peristiwa yang dibuat, beserta penentuan tokoh dalam kapasitas-kapasitasnya. Jalinan antar peristiwa dan persoalan yang dibuat dalam adegan maupun antar adegan harus bergerak secara logis sesuai dengan teroa lakon, dengan tokoh-tokoh yang dipilih sebagai pelak:sana pergerakan cerita. Dengan demikian, sebagaimana lakon "Dhanaraja " ini, terjadinya lompatan waktu yang jauh , yaitu kesan hilangnya serangkaian peristiwa yang terjadi di dalam kesatuan lakon wayang yang tersusun di antara lakon "Alap-alapan Sukesi" dan "Bedhah Lokapala" yang menimbulkan kesan menempelkan dua lakon menjadi satu dapat diminimalkan . Selanjutnya, agar gagasan atau pesan yang akan disampaikan dapat terwadahi , maka gagasan atau pesan harus terekspresikan melalui tokoh-tokoh dan peristiwa, persoalan , serta setting yang ada pada lakon. Dalam hal ini, konsep "Urip saderma nglakoni," yang didasari semangat "Wongtemen bakal ketemu ", dan diiringi kesadaran bahwa "Urip manungsa pinasthi ing pangeran ", harus terekspresikan melalui tokoh, peristiwa, persoalan dan setting yang ada dalam lakon "Dhanaraja. " Untuk membangun konflik dan dramatika dalam rangkaian cerita yang disajikan, maka pengekspresian gagasan melalui tokoh, dengan persoalan dalam sebuah peristiwa yang tetjadi pada sebuah setting dengan jalinan peristiwa harus menjadi satu kesatuan yang utuh, tidak berarti memangkas adegan-adegan yang ada dalam lakon konvensional, serta dengan memfokuskan pembangunan peristiwa dan persoalan lakon yang sesuai dengan gagasan yang disampaikan. Adapun pemaparannya melalui dialog dan narasi yang dibuat, serta sulukan yang digunakan. Narasi-narasi yang dibuat meliputi, janturan dan kandha. Perlu diketahui bersama, bahwa jalan cerita, perkembangan peristiwa, beserta konflikĀ­ konfliknya dan dinamika dramatik dalam wayang sangat ditentukan oleh kebijakan dan keputusan yang diambil tokoh-tokohnya yang dipengaruhi oleh suasana hatinya . Untuk membangun aktualisasi teks lakon menjadi hidup, maka dibangun suasana pada masing-masing peristiwa, baik melalui dialog, sulukan, dhodhog:m, keprakan, maupun iringan, lawakan serta olah sabet.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM
Andi Wicaksono, NIM. 0710078016UNSPECIFIED
Department: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Additional Information : IG. Krisna Nuryanta Putra, Aris Wahyudi
Uncontrolled Keywords: Lakon "Dhanaraja", pedalangan, wayang
Subjects: Pedalangan
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Pedalangan
Depositing User: agus tiawan AT
Date Deposited: 20 Oct 2017 07:53
Last Modified: 20 Oct 2017 07:53
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2562

Actions (login required)

View Item View Item