Denny Eko Wibowo, 1011288011 (2015) Makna Simbolis Bedhaya Hagoromo Karya Didik Hadi Prayitno. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I.pdf Download (935kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB IV.pdf Download (987kB) | Preview |
|
Text
LAMP.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
Video
TVRI.mpg Restricted to Repository staff only Download (3GB) | Request a copy |
Abstract
Keberadaan laki-laki yang memerankan sosok perempuan dalam bidang seni pertunjukan saat ini semakin terlihat dan terbuka. Pemeranan tersebut secara umum disebut dengan istilah cross gender. Budaya cross gender di Jawa sudah ada sejak zaman dulu, terbukti dengan keberadaan abdi dalem bedhaya kakung yang pernah ada di masa Sultan Hamengku Buwono V. Didik Hadi Prayitno sebagai seniman cross gender mengaktualisasikan kembali eksistensi penari bedhaya kakung tersebut dalam Bedhaya Hagoromo. Bedhaya Hagoromo adalah karya tari yang memadukan konsep tari bedhaya Jawa dengan lakon Hagoromo dari drama Noh Jepang. Bedhaya Hagoromo memuat simbol-simbol dari bedhaya tradisi dan drama Noh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna-makna simbolis yang terdapat pada Bedhaya Hagoromo. Peneliti menggunakan pendekatan antropologi (hermeneutik) dalam membedah simbol dan berbagai tafsiran maknanya. Peneliti adalah participant observer yang melakukan aktivitas observasi, studi pustaka, wawancara, dan pendokumentasian guna melengkapi data yang disajikan. Bedhaya Hagoromo merupakan karya tari kolaborasi yang memuat simbol-simbol dari konsep bedhaya, unsur lakon Hagoromo, dan penyajian yang dipengaruhi atas gaya personal Didik Hadi Prayitno. Konsep bedhaya tradisi yang dipertahankan sebagai pemahaman terhadap dualisme dalam satu keutuhan, menjadi dasar simbolis bedhaya. Unsur lakon Hagoromo yang diwakili oleh keberadaan topeng, kipas, isi cerita menyimpan simbol yang berasal dari budaya asalnya. Pengaruh gaya personal Didik Hadi Prayitno muncul dalam penyajian tari Bedhaya Hagoromo. Simbol-simbol yang terdapat pada hal-hal yang bersifat kebendaan (tekstual) terwujud dalam tata rias-busana, pola lantai (rakit), aspek iringan tari, dan properti tari seperti topeng dan kipas. Gaya asertif Didik Hadi Prayitno juga memunculkan perilaku-perilaku simbolis yang menyertai selama proses persiapan menuju pementasan tari Bedhaya Hagoromo seperti tumpengan, nyekar, sembahyang ke vihara, dan memasang jimat. Kata kunci : makna simbolis, Bedhaya Hagoromo, gaya asertif.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Additional Information : | 1. Hendro Martono 2. Sumaryono | ||||
Uncontrolled Keywords: | makna simbolis, Bedhaya Hagoromo, gaya asertif | ||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | ||||
Depositing User: | susilo SW wati | ||||
Date Deposited: | 21 Nov 2017 03:16 | ||||
Last Modified: | 21 Nov 2017 03:16 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2702 |
Actions (login required)
View Item |