Putra Jalu Pamungkas, 1311434011 (2017) Labuh Labet. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
bab i.pdf Download (2MB) |
|
Text
bab ii.pdf Restricted to Repository staff only Download (998kB) | Request a copy |
|
Text
bab iii.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
bab iv pen.pdf Download (796kB) |
|
Text
lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
|
Text
NASKAH PUBLIKASI.pdf Download (1MB) |
|
Other (karya)
Karya.rar Restricted to Repository staff only Download (0B) | Request a copy |
Abstract
Istilah atau kata labuh labet sebagai judul, memiliki makna yang sama dengan pengabdian. Di dalam karya tari ini, pengabdian yang dimaksud adalah pengabdian seorang prajurit kraton Yogyakarta. Bregada prajurit kraton biasanya disajikan pada upacara-upacara adat di kraton. Banyak para prajurit kraton yang sudah berusia lanjut namun masih tetap memiliki semangat untuk ikut berpartisipasi dalam acara kraton. Dasiyo (77 tahun) sebagai salah satu contohnya, beliau adalah seorang prajurit kraton yang mengalami awal dibentuknya kembali prajurit kraton Yogyakarta. Beliau pernah masuk di tiga bregada prajurit kraton yaitu prajurit Dhaeng, Patangpuluh dan Wirabraja dengan pangkat yang berbeda-beda. Bregada prajurit kraton Yogyakarta sebagai inspirasi penciptaan karya tari, berawal dari ketertarikan saat melihat barisan prajurit kraton Yogyakarta. Dalam setiap kesatuan masing-masing bregada memiliki ciri khusus yang berbeda, baik dalam segi kostum, gerakan dan musik. Ada sebuah motif gerak berjalan yang dilakukan oleh setiap bregada prajurit yaitu lampah macak dan lampah mars. Prajurit identik dengan pengabdian, kedisiplinan, dan kesetiaan. Sifat dan karakter dari prajurit ini dijadikan spirit dalam pengolahan dan pengekspresian setiap motif gerak yang ditemukan. Karya tari ini merupakan koreografi garap kelompok dengan delapan orang penari laki-laki. Enam penari laki-laki sebagai visualisasi figur tokoh prajurit kraton, satu orang penari sebagai visualisasi masa lalu dari tokoh prajurit tersebut, satu penari lagi sebagai visualisasi figur pak Dasiyo. Lampah macak dan lampah mars dijadikan motif awal untuk menciptakan gerak, dengan beberapa variasi dan pengembangannya. Melalui karya ini diharapkan muncul generasi-generasi muda Yogyakarta pada khususnya untuk dapat melestarikan sejarah dan tradisi kebudayaan yang ada di Yogyakarta.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Additional Information : | Ni Nyoman Sudewi , Gandung Djatmiko | ||||
Uncontrolled Keywords: | prajurit, pengabdian, lampah macak dan lampah mars | ||||
Subjects: | Tari > Penciptaan Tari | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Penciptaan) | ||||
Depositing User: | jody JS Santoso | ||||
Date Deposited: | 18 Jan 2018 03:02 | ||||
Last Modified: | 18 Jan 2018 03:02 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2905 |
Actions (login required)
View Item |