Simbolisme Lakon-Lakon Putu Wijaya

Chairul Anwar, - (1990) Simbolisme Lakon-Lakon Putu Wijaya. Project Report. Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.

Preview	Text BAB 1.pdf Download (5MB) | Preview
	Text BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (16MB) | Request a copy
Preview	Text BAB 3.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa lakon-lakon Putu Wijaya amat dipengaruhi simbolisme Perancis. Melalui oposisi tokoh-tokoh dan latar, lakon-lakon Putu Wijaya menelanjangi dengan tuntas kehidupan psikis manusia. Hasrat dan kehendak manusia yang tersembunyi di bawah gunung es kesadaran menurut konsep Sigmund Freud dibongkar sampai ke akar-akarnya, maka terbentanglah dengan amat jelas, bahwa pada dasarnya manusia adalah binatang buas yang suka memangsa kawannya sendiri. Pada dasarnya manusia bukanlah pahlawan, bahkan • untuk dirinya sendiri, melainkan pengkhianat-pengkhianat besar yang pada kondisi tertentu, dengan amat yakin, tertib dan terencana bertindak menjungkirbalikkan sejarah untuk kepentingan-kepentingan yang sangat berbeda dengan nilai-nilai sejarah masa lalu. Sebagaimana diketahui, para pahlawan masa lalu telah membuktikan dengan kongkret cita-cita luhur kemanusiaan melalui tindakan dan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari (das sein), sedangkan manusia­ manusia yang digambarkan Putu Wijaya meletakkan cita­ cita luhur kemanusiaan itu hanya sebagai utopia (das sollen) belaka. Tampaknya Putu Wijaya berpegang teguh pada prinsip lakon tragi-komedi .Adapun konsep lakon tragi­ komedi berbunyi sebagai berikut: dengan mentertawakan diri sendiri, mempelajari kelemahan-kelemahan diri sendiri, maka manusia akan merasa kuat dalam mengarungi kehidupan modern yang serba tak berbentuk dan berwujud jelas ini.

Actions (login required)

View Item