Sarwanto, (1986) Sanggit Ginem Adegan Dewaruci dan Brataseno dalam Lakon Dewaruci Di Daerah Surakarta. Project Report. Akademi Seni Karawitan Indonesia Surakarta, Surakarta.
|
Text
BAB 1.pdf Download (4MB) | Preview |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB 4.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text
Lampiran - edit.pdf Restricted to Repository staff only Download (17MB) | Request a copy |
Abstract
Pengkajian ini membicarakan tentang sanggit lakon wayang Dewaruci dengan melihat perkembangan dan perbandingan sanggit, relevansinya dengan kehidupan saat ini. Lakon Dewaruci pada hakekatnya hanya merupakan alat guna menggambarkan perjuangan umat manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup baik lahir maupun batin, juga perjalanan manusia yang menemukan pribadi dalam dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini ingin mendapatkan gambaran beberapa ragam sanggit ginem dari para tokoh dalang dan diharapkan hasilnya dapat menunjang proses belajar mengajar di ASKI Surakarta. Sanggit ginem adalah suatu penggarapan di dalam pakeliran dengan mediaum bahasa yang meliputi pemilihan kata-kata, penyusunan dan perangkaian kalimat untuk meyampaikan isi ceritera lewat percakapan tokoh wayang dalam bergumam maupun berbicara dengan tokoh wayang yang lain. Kesimpulan yang didapat adalah Lakon Dewaruci termasuk lakon lebet bagi masyarakat pendukung pewayanagan yang menggambarkan pertemuan antara Dewaruci dengan Bratasena yang menjelaskan mengenai hakekat hidup manusia atau disebut sangkan paraning dumadidan Manunggaling Kawula Gusti. Sanggit antara Dewaruci dengan Brataseno dalam ujud pakeliran sangat beragam menurut kemampuan dalang, isinya berupa wejangan Dewarucu mengenai sastra Jendra Hayuningrat atau versi lain wejangan tentang Kawruh Manunggaling Kawula Gusti. Pancamaya (lima bayangan) ialah isi hati sanubari manusia yang memberikan pengalaman dan menuntun raga manusia dalam menuju kemuliaan sejati, Catur warna (hitam, meraah, kuning dan putih) melambangkan perilaku manusia, hasthawarna (8 sifat yang terdapat dalam alam semesta)yang menggambarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, pramana (denyut jantung) diartikan yang melestarikan kehidupan raga manusia dan suksma yaitu yang menghidupi jiwa dan budi sebagai pelantarannya.
Item Type: | Monograph (Project Report) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | sanggit ginem, lakon wayang, Dewaruci | ||||
Subjects: | Karya Dosen Pedalangan |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Pedalangan | ||||
Depositing User: | sugeng SW wahyuntini | ||||
Date Deposited: | 28 Jun 2018 03:52 | ||||
Last Modified: | 28 Jun 2018 03:52 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/3335 |
Actions (login required)
View Item |