Haris Natanael Sutaryo, - (1996) Prelude Dalam Laras Slendro Untuk Trio Gitar. Project Report. Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.
|
Text
BAB 1.pdf Download (3MB) | Preview |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
||
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB 4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Sebuah ide maupun gagasan di dalam berkomposisi ada lah merupakan awal dari penciptaan komposisi, tentu saja ide dan gagasan tadi harus dituangkan serta dialah berda sarkan sistem dan teknik yang berlaku dalam penciptaan kom posisi. Sedangkan untuk mendiskripsikan hasil dari sebuah komposisi tentu saja harus dibutuhkan perangkat ataupun pen dukung yang lajnnyao Seperti halnya pencipt aan komposisi prelude dalam laras slendro untuk trio gitar ini, tidak terlepas dari faktor pcndukung tadi, misalnya buku-buku musik, literatur maupun majalah yang kesemuanya dianggap relevan dengan t opik yang dibahas. Hal ini bisa diamati dari pemba hasan yang dikemukakan, yakni rnulai dari bab hingga Bab III, di m ana hubungan bab demi bab saling terkait . Dalam pembahasan pe rancangan karya seni ini kiranya da pat di tarik sebuah ke simpulan, yakni sebagai berikut : 1. Pengertian prelude adalah musik yang dimainkan sebagai awal/ pembuka dari sebuah komposisi pokok atau sebelum opera dimulai, prelude mulai dikenal sejak jaman barok disekitar negara -negara Eropa Barat, sejak abad 19 dan seterusnya istilah prelude ini secara khusus mengacu pada karya pendek yang tidak herfun st sebagai pembuka, melain kan sudah merupakan komposisi yang dapat berdiri sendiri sendiri 2 . Dari penalaan yang dilakukan oleh peneliti terhadap dua perangkat gamelan dan penalaan yang dilakukan oleh Wasis to suryodiningrat dan kawan-kawan, ternyata hasilnya sama yakni bahwa pada gamelan Jawa dalam nada-nadanya belum ada standardisaai, hal ini sangat berbeda dengan musik Barat dimana dalam sistern penalaannya sudah distandardkan berdasarkan A = 440 Hz. Untuk itu dalam penciptaan kompo sisi ini peneliti menentukan satu alternatif dalam mem pergunaka n tangganada, yakni tangganada pentato nis anhe matonis, tangganada pentatonis anhematonis ini sama dengan laras slendro d lam gamelan Jawa, hanya tangganada. -penta tonis anhematonis dalam penalaannya sudah distandardkan • berdasarkan penalaan musik barat , yakni A = 440 Hz. De ngan demikian penggunaan tangganada tersebut untuk ditran formasikan ke dalam instrumen gitar tidak terdapat per masalahan. 3.Perancangan karya seni ini adalah m erupakan eksprimen, sehingga dalam teknik pengg rapan komposisi ini peneliti tidak harus terikat oleh ciri yang spesifik dari teknik garapan komposisi dalam gamelan. Kerena menurut pengama• tan peneliti apabila penggarapan komposisinya mengguna kan teknik dan sistem yang berlaku seperti dalam gamelan Jawa, maka hasil penggarapan komposisinya seolah-olah me rupak an suatu penerapan dari gamelan ka dalam instrumen gitar. Namun yang terpenting dalam penggarapan komposisi prelude dalam laras slendro untuk trio gitar ini, adalah pencerminan warna , bunyi dan suasana dalam tangganada pen tatonis anhematonis (laras slendro), tanpa terikat dengan teknik penggarapan komposisi Jawa .
Item Type: | Monograph (Project Report) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Prelude, Laras Slendro, Trio Gitar | ||||
Subjects: | Musik > Komposisi Musik Penciptaan dan pengkajian seni |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Musik | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 04 Jul 2018 08:31 | ||||
Last Modified: | 04 Jul 2018 08:31 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/3390 |
Actions (login required)
View Item |