Lies Apriani, Winarsi (1994) Busana Tari Jawa Untuk Kemasan Pariwisata di DIY. Project Report. Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta.
Text
Bab 1.pdf Download (3MB) |
|
Text
Bab 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
|
Text
Bab 4.pdf Download (1MB) |
|
Text
Bab 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Dari busana yang dikenakan nampak bahwa tata busana tari kemasan wisata di D.I.Y.sekarang ini ada yang telah mengalami penggarapan. seperti yang terdapat di panggung tertutup Trimurti Prambanan . Penggarapan ini dapat kita lihat pada desain yang dimodifikasi, bahan busana, serta ragam hiasnya. Apabila dilihat dari bentuknya masih tetap mengacu pada bentuk desain tari klasik. tetapi tidak demikian dengan bahan. Sebagian bahan dari busana yang digunakan telah mengalami perubahan, yang semula dalam busaba tari klasik menggu nakan bahan yang mah al dan sulit did apat serta rumit pengerjaannya diganti dengan bahan yang mendekati aslinya, terjangkau harganya dan mudah mendapatkannya serta pengerjaannya tidak terlalu rumit.Seperti kain beledu diganti dengan kain palace atau saten. juga busana yang menggunakan bahan kulit diganti dengan busa yang dilapis dengan plasmen kemudian ditatah. Ragam hiasnya dengan bentuk yang bermacam -macam. Secara sekilas tata busana tari kemasan wisata hanya bertolak pada kesan glamor saja. akan tetapi apabila dicermati ternyata unsur pembentuk keindahan sepert i unity, variaty contrast dan harmony (Hayes, 1955:11-20 ), tetap menjadi pertimbangan, hal ini dapat dilihat dalam penggarapan tata busana tersebut. Unsur kesatuan nampak dalam hubungan bentuk desain, bahan dan warna tata busana peran dengan karakter peran yang dibawakan, hubung an antara tata busana dengan karakter gerak yang dibawakan, hubungan antara tata busana peran yang satu dengan peran yang lainnya, demikian juga halnya dengan unsur variasi, kontras dan harmoni. Dengan demikian penggarapan nampak hanya sebatas pada wujud luarnya saja, yang berupa modifikasi desain, pembaha ruan bahan dasar serta tehnik pemakaian. Penggarapan ini tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap makna simbollis yang dikandungnya, hal ini karena masing-masing masih berpegang pokok pada ketentuan-ketentuan yang telah baku. Apabila dilihat dari tujuan penyajianya adalah sebagai seni wisata, penggarapan busana dari sisi penampilannya sedikit kurang menguntungkan jika dilakukan dengan kurang tepat. Hal ini disebabkan karena busana tari klasik telah mencapai puncaknya dalam hal pencapaian kwalitas estetisnya. Sehingga pada hal-hal tertentu akan mengurangi kwalitas itu sendiri, Seperti yang dapat dilihat pada penggarapan tata busana yang digunakan dalam sendratari panggung tertutup Tri Murti Prambanan, pada penggarapan busana yang terbuat dari bahan dasar kulit kerbau yang ditatah kemudian diperada dan diberi payet-payet, memunculkan suatu karya seni yang tinggi nilainya, indah serta anggun apabila dipakai. Sekarang di Panggung Tri Murti Prambanan busana tesebut ada yang diganti dengan menggunakan bahan dasar busa yang kemudian ditutup dengan plasmen yang ditatah. Apabila dilihat dari bentuknya sekilas nampak sama akan tetapi dalam penampilanya apabila decermati akan tampak perbedaanny a . Kesan yang muncul pada busana yang terbuat dari plasmen tersebut tidak seindah dan seanggun busana yang terbuat dari kulit asli . Kesan gemerlap memang ada pada busana yang terbuat dari bahan plasmen tersebut, akan tetapi sebagai suatu penyajian tari klasik yang sudah mempunyai dan merupakan identitas dari suatu daerah, atau lebih jauh lagi identitas suatu bangsa, maka akan lebih tepat apabila busana tersebut dalam penyajiannya sebagai seni wisata tetap seperti aslinya . Penggarapan dimungkinkan hanya sebatas modifikasi serta penajaman bagian-bagian tertentu yang diperlukan . Susana tari klasik asli apabila dilihat dari harganya memang cukup mahal, untuk itu para pengelola sajian pertunjukan tari untuk kemasan wisata menga dakan pembaharuan -pembaharuan yang imung kinkan, agar sedikit memper ingan biaya produksi yang memang cu kup ban yak . Hal ini dilakukan seh'l.lbungan dengan pertunjukan tari untuk wisata di Indonesia belum begitu menjanjik an pemasukan yang layak bagi para pelaku seninya. Dengan lain kata bahwa belum ada keseimbangan antara biaya produksi dengan pendapatan yang diharapkan .
Item Type: | Monograph (Project Report) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | KODEPRODI91231# SENI TARI | ||||
Uncontrolled Keywords: | Busana Tari Jawa, Kemasan Pariwisata | ||||
Subjects: | Tari > Penciptaan Tari | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Penciptaan) | ||||
Depositing User: | jono JN jono | ||||
Date Deposited: | 13 Sep 2019 01:18 | ||||
Last Modified: | 13 Sep 2019 01:18 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/4860 |
Actions (login required)
View Item |