RIANTRI, Emma Tianna (2018) Makna Ikinsai Dalam Miempu Buyuk Suku Dayak Ma’anyan. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
BAB I.pdf Download (5MB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
BAB V.pdf Download (1MB) |
|
Text
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB) | Request a copy |
|
Text
Jurnal Emma Tianna Riatri.pdf Download (3MB) |
Abstract
Miempu Buyuk merupakan istilah untuk menyebut upacara ritual pengobatan suku Dayak Ma’anyan. Miempu Buyuk dipimpin oleh Wadian Dadas. Miempu Buyuk tidak dapat dilaksanakan tanpa ada seseorang yang sakit, yang datang juga hadir dalam ritual ini. Salah satu elemen terpenting, yaitu gerak yang dilakukan oleh Wadian Dadas disebut dengan ikinsai. Ikinsai dapat disebut tari, karena gerak-gerak yang dilakukan menunjukkan gerak extraordinary. Wadian Dadas mengalami itun alah (kerasukan roh leluhur) untuk mengambil tumbuhan sebagai obat bagi yang sakit. Proses pengobatan dalam Miempu Buyuk mencerminkan sebuah ritus peralihan. Meminjam konsep dari Victor Turner, ritus peralihan dibagi ke dalam tiga bagian, yakni separation (pemisahan), transition (liminal), dan reintegration (penyatuan kembali). Ritus peralihan akan membawa ke persoalan liminoid. Pelaksanaan Miempu Buyuk akan mengubah seseorang dari satu situasi ke situasi lainnya. Proses ini akan membawa pelaku, perlengkapan, dan tempat ritual untuk mengalami kebaruan. Elemen-elemen ini akan mengalami masa pemisah, dan berada dalam situasi ambang saat Wadian Dadas melakukan proses penyembuhan. Setelah orang sakit berhasil disembuhkan, semua elemen akan kembali pada posisi awal. Ketika proses penyembuhan, Wadian Dadas selalu ikinsai. Miempu Buyuk suku Dayak Ma’anyan membuktikan adanya peralihan yang dialami pada ritual itu sendiri dan elemen-elemennya. Peralihan yang dialami Miempu Buyuk menjadi bukti bahwa ada ikinsai yang dimaknai sebagai liminoid. Pada setiap tahapan dari Miempu Buyuk, ikinsai oleh Wadian Dadas berbeda-beda, tetapi ada kesamaan pada pemanfaatan properti. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang ikinsai dalam Miempu Buyuk.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91231#Seni Tari | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Miempu Buyuk, Ikinsai, Ritus Peralihan, Suku Dayak, makna | |||||||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | |||||||||
Depositing User: | Ida ID Sriwahjudewi | |||||||||
Date Deposited: | 10 Oct 2019 03:58 | |||||||||
Last Modified: | 10 Oct 2019 03:58 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/5265 |
Actions (login required)
View Item |