Nur Kholis, Muhammad Arsyad (2019) Peran Suling Dewa Dalam Ritus Islam Wetu Telu Sebagai Identitas Simbolik Masyarakat Karang Bajo di Bayan Beleq Lombok Utara. Masters thesis, ISI Yogyakarta.
Text
BAB I.pdf Download (2MB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB V.pdf Download (1MB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi peran Suling Dewa dalam ritus sub etnis Islam Wetu Telu sebagai Identitas Simbolik Masyarakat Karang Bajo Bayan Beleq Lombok Utara. Kelompok-kelompok yang hidup di Wet Bayan memiliki perbedaan latar belakang, seperti masyarakat Karang Bajo yang secara konseptual identik dengan dunia ruh (spiritualis). Fenomena ini menjadi menarik ketika di antara empat kelompok masyarakat di Wet Bayan, hanya masyarakat Karang Bajo yang menghadirkan nilai yang berbeda atas eksistensi Suling Dewa. Konsep dan hubungan antar kelompok masyarakat yang berada di Wet Bayan mendorong setiap kelompok masyarakat untuk bergerak memunculkan identitasnya salah satunya melalui simbol-simbol dengan menggunakan media seni musik. Ini merupakan gambaran berdasarkan realitas pola pikir masyarakat Karang Bajo yang kemudian memunculkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana sebuah identitas simbolik mampu tercipta melalui Suling Dewa sebagai seni musik ritual. Teori ini yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Burke dan Jan E. Stets yang mengatakan bahwa identitas dibentuk melalui simbol-simbol dan makna simbol sebagai sebuah persepsi. Untuk melihat bagaimana refleksi ideologi komunitas masyarakat Karang Bajo terkorelasi dalam identitas, penulis juga mengacu kepada pendapat Thomson tentang ideologi tentang penggunaan bentuk-bentuk simbol dan ketertarikan antara interpretasi, refleksi-diri, dan kritik identitas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnografi. Hasil dari penerapan teori di atas terhadap data lapangan yang di analisis melalui tafsir peneliti mengidentifikasikan bahwa predikat latar belakang sebagai kaum spiritualis pada kelompok masyarakat Karang Bajo menjadi substansi fundamental yang melahirkan identitas simbolik pada Suling Dewa. Predikat ini menggiring argumen Suling Dewa sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan alam manusia dan alam ghaib. Kelahiran predikat spiritualis bagi kelompok masyarakat Karang Bajo inipun didorong oleh konvensi masyarakat Wet Bayan yang mengacu pada eksistensi sub etnis Islam Wetu Telu beserta sistem dualisme maki nini yang berkorelasi menciptakan sebuah pola pembagian dan keseimbangan.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Department: | KODEPRODI91101#PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Suling Dewa, Masyarakat Karang Bajo, Identitas Simbolik, Predikat Spiritual. | ||||||
Subjects: | Seni Musik | ||||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | ||||||
Depositing User: | FL Agung Hartono | ||||||
Date Deposited: | 20 Nov 2019 03:41 | ||||||
Last Modified: | 20 Nov 2019 03:41 | ||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/5294 |
Actions (login required)
View Item |