KEINDAHAN BENTUK DAN WARNA SEGEHAN CARU TAWUR KESANGA PADA MOTIF KARYA BUSANA AFTER FIVE

Septianingsih, Ni Luh Dewi (2019) KEINDAHAN BENTUK DAN WARNA SEGEHAN CARU TAWUR KESANGA PADA MOTIF KARYA BUSANA AFTER FIVE. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (9MB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (93kB)
[img] Text
FULL TEKS.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (9MB) | Request a copy
[img] Text
JURNAL.pdf

Download (1MB)
[img] Video
VIDEO.mp4
Restricted to Repository staff only

Download (434MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Bali merupakan salah satu objek wisata yang sangat dikenal oleh dunia karena budaya adat yang masih kental samapi sekarang. Keanaekaragaman budaya adat serta ritual umat Hindu di Bali menjadi hal yang paling ditunggu oleh para penikmat seni khususnya wisatawan lokal maupun internasional. Bali memiliki hari raya besar yang dirayakan satu tahun sekali dan pada sasih kesanga (bulan kesembilan) yaitu hari raya nyepi. Upacara pada saat hari raya nyepi salah satunya ialah mecaru. Sarana mecaru dikenal dengan sebutan caru (caru tawur kesanga). Caru pada prosesi upacara hari raya nyepi ini adalaah caru dengan segehan yang memiliki sembilan macam warna nasi. Segehan tersebut akan di terapkann ke dalam bentuk karya seni yang berupa busana after five dan tanpa menghilangkan simbol dan makna dari segehan caru tersebut. Segehan caru sudah melewati proses penelitian guna mendapatkan bentuk motif yang tidak lari dari simbol dan makna dari sarana upacara tersebut. Metode penelitian yang digunakan berupa dokumentasi dan objek penelitian yang meliputi landasan teori estetika yaitu keindahan, semiotika yaitu makna simbol dan ergonomi yaitu kenyaman dan proporsi dari busana tersebut dan melalui proses pengumpulan data dengan menggunakan teori penciptaan practice based research dan terciptalah motif-motif batik dengan konsep segehan caru tawur kesanga. Keindahan estetika segehan caru meliputi bentuk dan kesembilan warna dari segehan caru. Bentuk dan warna memiliki arti dan simbol yang menjadikan landasan dalam penciptaan karya busana after five Busana after five akan mengarah kepada perhitungan size standar yaitu ukuran M (Medium). Memilih busana after five sebagai ide penciptaan karya, karena saat proses ritual adat sebelum umat Hindu melaksanakan hari raya nyepi, segehan tersebut dihaturkan dimulai pada pukul 18.00. Melihat definisi buasana after five yang berarti busana yang dikenakan pada kesempatan formal maupun semi formal yang dimulai dari pukul 17.00 sampai mejelang malam hingga malam hari, busana ini tetap dapat digunakan dengan kata lain busana after five juga berarti busana cooktail. Terdapat sembilan busana yang terwujud dari konsep segehan caru. Kesembilan busana tersebut mancangkup semua elemen dari kesembilan warna segehan caru tawur kesanga. Terciptanya busana dengan desain yang lebih modern tetapi menggunakan batik yang berbau budaya akan meningkatkan semangat untuk mencitai budaya warisan leluhur.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM
Septianingsih, Ni Luh Dewi1411828022
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
UNSPECIFIEDSukanadi, I Made0031126253
UNSPECIFIEDIndreswari, Anna Galuh0018047703
Department: KODEPRODI90617#KRIYA
Uncontrolled Keywords: Nyepi, Ritual Adat, Caru, Busana After Five
Subjects: Kriya > Kriya Tekstil
Divisions: Fakultas Seni Rupa > Jurusan Kriya > Kriya Tekstil
Depositing User: Bandono BD Bandono
Date Deposited: 11 Mar 2020 07:26
Last Modified: 11 Mar 2020 07:26
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/5801

Actions (login required)

View Item View Item