Prayoga, Bayu (2020) Kajian Bentuk, Makna, dan Fungsi Wayang Gemblung di Sanggar Riyadi Art Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
BAB I.pdf Download (681kB) |
|
Text
BAB II sd BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Download (229kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (449kB) | Request a copy |
|
Text
JURNAL_1710019222.pdf Download (694kB) |
Abstract
Negara Indonesia dikenal kaya akan budaya dan kesenian. Salah satu yang diakui oleh dunia internasional adalah kesenian wayang kulit. Elemen utama dari wayang kulit yaitu karakter wayang merupakan hasil utama dari kerajinan tatah sungging pada kulit perkamen. Wayang kulit merupakan salah satu bentuk kesenian tertua yang hingga sampai saat ini masih tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Jawa khususnya. Namun seiring perkembangan zaman dan teknologi, masyarakat lambat laun mulai meninggalkan kesenian tradisional dan beralih kebudaya hiburan yang dianggap lebih modern. Diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya involutif dan terminatif pada kesenian wayang kulit yang adiluhung. Wayang gemblung merupakan salah satu jenis wayang kreasi baru yang hadir dengan didasari inspirasi kreatif dari wayang-wayang lain yang pernah ada sebelumnya, dengan beberapa penyesuaian bentuk yang bermakna dan memiliki fungsi untuk mengikuti perkembangan dan pengetahuan di masyarakat. Wayang gemblung hadir dengan beberapa bentuk tokoh sesuai latar gaya hidup kekinian diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan sosial dalam dinamika kehidupan masyarakat zaman sekarang melalui pendekatan desain dan kebudayaan. Perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai bentuk, makna, dan fungsi tokoh wayang gemblung sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Proses pengumpulan data dilakukan berulang-ulang dan berlangsung secara berkesinambungan. Metode pendekatan dalam penelitian ini mengunakan teori semiotika yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure, pendekatan teori estetika oleh Djelantik, dan teori fungsi yang digagas oleh Charless Batteaux. Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data secara tekstual dan kontekstual untuk membedah bentuk, makna dan fungsi yang terkandung dalam setiap tokoh wayang gemblung. Hasil observasi dan analisa dalam penelitian ini menunjukan bahwa bentuk setiap tokoh wayang gemblung memiliki makna dan fungsi tersendiri. Secara kritis peneliti mengamati beberapa tokoh-tokoh wayang gemblung sebagai refleksi pemikiran, sindirian atau kritik sosial, dan kondisi tentang masyarakat serta dinamikanya di sebuah tatanan masyarakat, sehingga penciptaan wayang gemblung dapat menjadi wahana baru dalam dunia pewayangan untuk menambah khasanah seni dan budaya di Indonesia saat ini. Kata Kunci : Wayang Gemblung, Wayang Kulit, Wayang Modern, Wayang Kreasi Baru, Kriya Kulit
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI90211# | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Wayang Gemblung, Wayang Kulit, Wayang Modern, Wayang Kreasi Baru, Kriya Kulit | |||||||||
Subjects: | Kriya > Kriya Kulit | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Kriya > Kriya Kulit | |||||||||
Depositing User: | samiyati SM samiyati | |||||||||
Date Deposited: | 12 Jun 2020 04:32 | |||||||||
Last Modified: | 12 Jun 2020 04:32 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/6158 |
Actions (login required)
View Item |