Basuki Sumartono, NIM: 011C/S3-LK/07 (2014) Pencitraan Aura Magis Refleksi Karisma Estetik Pamor Keris Dalam Seni Lukis. Doctoral thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I .pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text
BAB II .pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
||
Text
BAB III .pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
||
Text
BAB IV .pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB V .pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Mengamati seni tradisi tidak dapat terlepas dari spirit lokal yang bersumber pada nilai budaya setempat. Spirit itu yang mendorong proses kreatif untuk menghasilkan karya seni yang memiliki identitas budaya daerah, serta mampu memberikan inspirasi kembali yang tidak ada habisnya untuk digali, diolah, dan diproyeksikan ke dalam seni modern yang sesuai dengan jamannya. Aura magis pada pamor keris yang tervisualkan dengan bahasa rupa selalu berkaitan dengan, angsar atau tuah, keindahan pamor keris mampu memberi persepsi magis, yang dapat diartikan sebagai adanya misteri dan kekaguman tersendiri. Pemahaman tentang aura magis masih dianggap sebagian masyarakat sebagai hal yang memiliki konotasi mistik, klenik, musyrik dan anggapan negatif lain yang sejenis. Padahal aura magis merupakan persepsi psikologis yang didapat dari pengamatan, penglihatan dan kemampuan untuk menafsirkan informasi virtual dari lingkungannya yang diteruskan ke rasa. Persepsi merupakan pengalaman cara memandang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang memberikan makna pada rangsangan indrawi (sensory stimuli). Persepsi juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Dengan demikian merujuk pada aura magis dapat diartikan sebagai persepsi psikologis yang didapat dari penglihatan (persepsi visual), dalam menafsirkan kemampuan melihat atau merasakan aura magis. Faktor personal yang dimaksud di sini berkaitan dengan adanya sensitifitas/kepekaan intuisi saat melihat aura magis, karena aura magis yang paling dominan terdapat pada seni tradisi, sedangkan seni tradisi selalu memiliki nilai-nilai dan dikaitkan dengan mitologi tertentu. Pencitraan aura magis dapat ditafsirkan sebagai kepekaan dari aktivitas mental dalam merasakan objeknya yang memiliki daya tarik dan dapat juga dikatakan sebagai karisma atau kewibawaan (perbawa). Aura magis dapat difahami sebagai karisma estetis, karena rangsangan kewibawaan, takjub, bahkan bisa jadi mencekam yang diperoleh dari penglihatan objek yang memiliki kandungan estetis tertentu. Pencitraan aura magis sebagai subject matter dalam seni lukis, merupakan upaya untuk mengungkapkan pengalaman pribadi sebagai ide dasar yang disajikan melalui bentuk simbol, sehingga dapat memberikan pemaknaan pada bentuk objeknya. Konsep bentuk yang disajikan merupakan hasil abstraksi objek itu sendiri, dan dengan refleksi karisma estetik pamor keris, maka mampu memberikan rangsangan dalam mengungkapkan citra magisnya.
Item Type: | Thesis (Doctoral) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Program Penciptaan dan Pengkajian Seni Pada Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Pencitraan, Aura Magis, Karisma Estetik, pamor keris, angsar, tuah, rangsangan indrawi, karisma, seni lukis | ||||
Subjects: | Penciptaan dan pengkajian seni | ||||
Divisions: | Pascasarjana > S3 Penciptaan dan Pengkajian seni | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 06 Oct 2015 02:30 | ||||
Last Modified: | 06 Oct 2015 02:30 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/649 |
Actions (login required)
View Item |