Dita Deviona Ramdhani, 0911279011 (2015) Fungsi Tari Wura Bongi Monca Dalam Masyarakat Bima. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB 1.pdf Download (362kB) | Preview |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (373kB) | Request a copy |
||
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
||
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (284kB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB 5.pdf Download (252kB) | Preview |
Abstract
Tari Wura Bongi Monca adalah tarian yang berasal dari daerah Bima. Tari Wura Bongi Monca merupakan tarian yang diciptakan oleh Siti Maryam Salahuddin pada tahun 1968. Tari Wura Bongi Monca dikategorikan sebagai tarian tradisi Bima yang ditarikan oleh remaja putri. Tari Wura Bongi Monca masuk dalam jenis tarian mpa’a na’e atau tarian untuk remaja putri yang berumur 14 tahun sampai mereka belum nikah. Tari Wura Bongi Monca memiliki tiga kata yang mempunyai tiga arti, Wura yang berarti menabur, Bongi yang berarti Beras sedangkan Monca memiliki arti Kuning. Jadi tari Wura Bongi Monca adalah tari menabur beras kuning yang ditarikan oleh remaja putri pada saat upacara penyambutan tamu Sebelum diciptakan tari ini, Wura Bongi Monca merupakan kebiasaan bagi masyarakat Bima pada saat menyambut tamu, kiri loko dan peta kapanca, pada masa kesultanan tradisi menyambut tamu dilakukan dengan cara Wura Bongi Monca oleh para gadis remaja yang merupakan keluarga dari Sultan, proses tersebut dilakukan dengan cara berdiri secara berjejer di depan pintu masuk Istana sambil Wura Bongi Monca kepada para tamu. Dengan melihat kebiasaan atau adat istiadat masyarakat Bima, Siti Maryam yang merupakan puteri dari Sultan R. Salahuddin mempunyai ide menciptakan suatu tarian untuk upacara penyambutan tamu, supaya tamu yang datang dapat mengenal kebudayaan Bima. Bagi masyarakat tarian ini juga dipertunjukkan di upacara pernikahan dan acara-acara besar yang di adakan oleh pemerintah kota Bima. Fungsi tari Wura Bongi Monca adalah sebagai tarian untuk upacara penyambutan tamu. Baik itu tamu dari luar daerah ataupun tamu penting yang ada di daerah Bima sendiri. Karena bagi masyarakat Bima tamu merupakan orang yang penting dan terhormat, masyarakat Bima mayoritas agama Islam, oleh sebab itu menurut ajaran Islam masyarakat tidak boleh memustukan tali silaturahmi dengan masyarakat yang lainnya
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Progam studi S-1 pengkajian tari pada Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Wura Bongi Monca, Bima, Penyambutan,Upacara, Islam | ||||
Subjects: | Penciptaan dan pengkajian seni | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | ||||
Depositing User: | Ida ID Sriwahjudewi | ||||
Date Deposited: | 22 Oct 2015 03:14 | ||||
Last Modified: | 04 Mar 2024 07:07 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/684 |
Actions (login required)
View Item |