Dunia Koleksi: Hulu Hilik Kepemilikan Karya Seni

Dartanto, A. Sudjud and Arif Rozaq, M. Kholid (2019) Dunia Koleksi: Hulu Hilik Kepemilikan Karya Seni. Penerbit Ombak, Yogyakarta. ISBN 978-602-258-481-0

[img] Text
Pages from Buku Kelola Seni 2 Dunia Koleksi.pdf

Download (4MB)
[img] Text
Buku Kelola Seni 2 Dunia Koleksi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (22MB) | Request a copy

Abstract

Seni tanpa sebuah tata kelola seni ibarat adalah sebuah entitas yang sunyi dan terisolasi dari masyarakat yang semakin menginginkan suatu presentasi dan pengelolaan yang rapi, menarik dan terkelola dengan baik. Selain itu, masyarakat juga membutuhkan kemudahaan dalam mengakses pengetahuan dengan berbagai bentuknya, terutama dalam penandanya (signifier) atau materialitasnya, misalnya yaitu arsip, benda seni, dan lain sebagainya. Tata kelola seni ada dari tahap praproduksi (sebelum benda/karya dibuat), produksi (benda/karya selesai dibuat) hingga pascaproduksi (praktik konsumsi benda/karya seni) dalam kaitannya dengan misi buku ini terbit adalah untuk melihat bagaimana tata kelola seni itu terkait dengan rangkaian akhir dari proses itu yaitu pascaproduksi, yaitu koleksi. Tata kelola koleksi, dalam arti seluas-luasnya dan spesifik yaitu seni kian menjadi minat kolektor, dan ini membentuk jenis masyarakat kolektor yang dalam sebuah dunia koleksi, eksistensi, fungsi, dan maknanya kian penting dan menentukan. Sebagai ranah pascaproduksi, tata kelola koleksi adalah dunia yang sepenuhnya dimiliki oleh sang ‘kolektor’, dan di luar otoritas ‘kreator’, dimiliki di situ dalam arti kepemilikan dan produksi maknanya atau aspek petandanya (signified). Walau demikian, kita bisa memeriksa hubungan antarkreator dan kolektor dalam konteks hubungan produksi, reproduksi, konsumsi, dan distribusi makna. Kita tahu, tindakan mengoleksi bukan sekadar sebuah praktik tanpa sadar dan makna, namun sesungguhnya disadari oleh kolektor dalam pembentukan identitas dan pengalaman subjektivitas. Dapat dikatakan dengan singkat dan mudah bahwa siapa pun memerlukan makna dalam konteks eksistensi. Sejalan dengan pandangan eksistensialis: ada eksistensi baru kemudian esensi, pada titik ini, praktik pengoleksian terkait dengan keinginan mendapatkan sebuah ‘esensi’. Jika benda koleksinya lebih dari satu benda dari satu klaster (secara paradigmatik), maka bisa dipastikan kolektor itu adalah sosok yang idealis dalam pilihan-pilihan koleksinya, misalnya dalam hal ini adalah kolektor khusus poster revolusi, hingga jenis lukisan surealisme, misalnya. Apabila koleksinya lebih dari satu klaster (multi-paradigmatik) maka dapat dinilai si kolektor adalah tipe kolekor yang memiliki karakter majemuk, ia mengoleksi keragaman signifieds. Apakah mengoleksi ini bebas dari subjektivitas? Hampir dipastikan tidak mungkin, oleh sebab praktik pengoleksian juga tidak bisa lepas dari sebuah usaha untuk ‘mengada’ (being) dalam dunia! Lihatlah berbagai fenomena praktik pengoleksian, mungkin ada ratusan hingga ribuan kolektor dengan berbagai minat dan kecenderungannya. Dan pada titik ini kita bisa bertanya, mengapa sekali mengoleksi satu benda akan terus-menerus mengoleksi? Di luar soal perkara kemampuan daya beli atau akses pengoleksian bahwa praktik pengoleksian juga menunjukkan subjek terus mengalami apa yang disebut dalam studi psikonalisis yaitu ‘lack’ (kekurangan), ini bukan dalam arti negatif, tetapi menunjukkan diri kita yang sesungguhnya selalu tak penuh, atau bulat, dan dengan cara mengisinya dengan ‘signifiers/signifieds’ melalui benda-benda koleksi maka diri kita ‘seolah-olah’ akan mengalami rasa kepenuhan dan senang! Buku ini lahir dalam kaitannya dengan seminar akademik yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa (FSR), Insititut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Penyelenggara seminar akademik tahun ini adalah Jurusan/Prodi Strata 1, Tata Kelola Seni (TKS), FSR ISI Yogyakarta yang dengan sengaja mengetengahkan wacana mengenai dunia koleksi. Dengan menghadirkan wacana ini, kami berharap akan dapat memperkaya perspektif mengenai tata kelola koleksi, yang dalam praktik kurikulumnya didukung oleh berbagai mata kuliah yang mendukung, terutama dari gabungan antara keilmuan manajemen, keilmuan seni, dan tambahan mata kuliah yang bersifat komplementer dan mendukung. Dengan digelarnya wacana koleksi dan tata kelola koleksi ini diharapkan, pertama, dapat terus menumbuhkan minat masyarakat dalam mengembangakan budaya koleksi. Sebagaimana yang telah disinggung, praktik pengoleksian sebagai sebuah ranah pascaproduksi adalah domain penting untuk produksi selanjutnya, dalam hal ini adalah reproduksi makna dan produksi makna, selain perkara teknis perawatan, tata pinjam, dan lain sebagainya. Benda apa yang dikoleksi? Ini bisa banyak, sebagaimana yang dikupas oleh para penulis dalam buku ini, dari mulai benda dalam konteks budaya populer, budaya kerakyatan, budaya tradisi, dan tentu saja seni, dari seni rupa, seni media rekam, termasuk seni media baru hingga bahkan dokumentasi dari seni pertunjukan dan seni performans! Pada titik kita dapat melihat dengan jelas bahwa produksi seni dan budaya menghasilkan berbagai jenis masyarakat kolektor. Kedua, dapat memberi wawasan tambahan bagi kreator, dari perupa, pegrafis, pelukis, fotografer, peseni media rekam (sineas, dan lain sebagainya), penari, performer, keramikus, pembatik, pengrajin/seniman kulit/kaca/ logam, desainer, arsitek, dan masih banyak lagi disiplin, baik dari ranah budaya popuper, kerakyatan, tradisi dan seni. Wawasan tambahan itu terkait dengan pertanyaan eksistensial: apa fungsi dan makna mengoleksi bagi manusia, bagaimana kolektor menjalani praktik pengoleksian, dan di luar itu, bagaimana sistem pasar dan pranata umum lainnya menentukan nilai suatu benda koleksi. Atas dasar harapan itu, buku ini kiranya dapat berarti bagi para pembaca seluas-luasnya, baik bagi Anda sebagai kreator, kolektor, dan bagi umum yang terutama hendak memasuki dan menjalani profesi sebagai kolektor. Para penulis dalam buku ini terdiri dari berbagai orang yang kompeten dan ahli dalam bidangnya, dari para akademisi, praktisi galeri dan museum, peneliti lepas, mahasiswa, dan bahkan aktor kreatif, atau seniman itu sendiri. Muatan isi artikel tersebar dari bedah teoretis hingga empiris, ini tentu berguna bagi kita untuk mendapat dua pengalaman sekaligus, yakni pengetahuan yang bersifat teoretis dan pengetahuan yang bersifat praktis. Keduanya dihidangkan dalam buku ini untuk mendekatkan jarak antara teori dan praktik. Ada 20 artikel yang kiranya dapat dibagi dua bagian besar, pertama adalah bagian koleksi umum dan koleksi seni bila dapat dibagi demikian. Pada bagian koleksi umum kita mendapati berbagai fenomena koleksi, utamanya didekati dari sudut pandang kajian dan berbagai konteks sebagai berikut: konteks hukum oleh Aditya Revianur, analisis disruptif dalam konteks Industri 4.0 oleh M. Kholid Arif Rozaq, konteks aktivisme oleh Arif Rahman Brahmantya, konteks koleksi budaya populer oleh Hermansyah Mutaqqin, konteks budaya tradisi oleh I Wayan Dana dan Rudy Wiratama, kajian resepsi makna oleh Rr. Vegasari Ada Ratna dan Zuliati, konteks kearsipan oleh Faizatush Sholikhah, kajian kepenontonan oleh Meiki Lusye Karolus dan Revta Fariszy. Kedua pada bagian koleksi seni secara khusus juga ditinjau dari berbagai aspek, sebagai berikut: aspek memori oleh Agus Dermawan T., aspek menajemen oleh Ajeng Kirana, aspek internasionalisasi koleksi oleh Citra Swara dewi dan Bayu Genia Krishna, aspek harga karya koleksi oleh Timbul Raharjo, aspek akusisi oleh Trisna Pradia Putra, aspek konservasi oleh Vicky Ferdian Saputra, aspek koleksi museum oleh Yohanes Bapsista BP dan Khoriul Anam, aspek “Art Handling” oleh Ladija Triana Dewi, kajian pengalaman dikoleksi oleh I Wayan Sujana Suklu. Seluruh penulis menganalisis berbagai konteks budaya, dari budaya tradisi, kerakyataan, populer, dan seni. Berbagai cara pandang, metode pendekatan, dan bentuk pengulasan dihadirkan oleh penulis dari kajian resepsi, analisis teks, hingga struktural dengan berbagai kasus dan fenomena di seputar dunia koleksi. Buku ini tidak mungkin terbit tanpa dukungan sejumlah pihak: FSR ISI Yogyakarta, Jurusan/Prodi S-1 Tata Kelola Seni–FSR ISI Yogyakarta, Dictie Art Laboratory, Yogyakarta, Penerbit Ombak yang memublikasikan wacana dunia koleksi ini, dan tentu saja para seluruh penulis dalam buku kedua kami ini. Apa yang membedakan dengan buku pertama adalah jumlah kontributor dari mekanisme ‘open call’ yang lebih banyak. Bisa jadi ini menandakan antusiasme dalam wacana dunia koleksi. Kita semua adalah kolektor, bahkan sejak kita masa kanak-kanak yang mengoleksi mainan. Sesungguhnya kita sudah memiliki naluri mengoleksi bendabenda yang memiki arti penting dalam hidup kita. Seperti yang telah disampaikan pada bagian awal bahwa praktik mengoleksi juga terkait dengan identitas, pengalaman subjektivitas dan secara filososif terkait dengan cara kita mengada dalam dunia. Praktik pengoleksian terkait dengan mengumpulkan tanda-tanda yang berarti bagi kehidupan kita. Sering kita dengar ada pameran koleksi yang menunjukkan adanya visi untuk mengingatkan kembali masyarakat atas apa yang hilang atau dilupakan. Dengan melihat koleksi kita dapat terhubung lagi dengan sejarah (diakronik), dan temporalitas hidup (sinkronik) yang senantiasa menjadi bagian dari sejarah hidup kita. Pada gilirannya melihat, merenungi, dan mengalami koleksi membawa kita hidup dalam sejarah, darinya kita dapat terus belajar dari apa yang telah lewat, sekaligus dapat merencanakan dan membayangkan hidup ke depan. Semoga buku ini dapat merefleksikan situasi dunia koleksi, terutama di Indonesia, dan dapat menunjang studi atau kajian mengenai dunia koleksi dan seluruh praktik pewacanaannya. Dengan berbagai latar belakang dan minatnya, para penulis dalam buku ini mendekati dan mengalami wacana dunia koleksi dengan semangat lintas disipilin. Dengan demikian, diharapkan kita dapat mendapatkan berbagai perspektif dalam melihat visi, misi, dan praktik koleksi dalam konteks pascaproduksi.

Item Type: Book
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Dartanto, A. Sudjudnidn0022057604
Arif Rozaq, M. Kholidnidn0021057606
Uncontrolled Keywords: seni, tata kelola
Subjects: Tata kelola seni
Divisions: Fakultas Seni Rupa > Jurusan Tata Kelola Seni
Depositing User: agus tiawan AT
Date Deposited: 15 Dec 2020 05:38
Last Modified: 15 Dec 2020 05:38
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/7181

Actions (login required)

View Item View Item