Abdul Salam Nasrudin, 8810102014
(1994)
Aspek Surrealisme
Naskah Lakon Indonesia Studi Kasus Pada Lakon Kuda-Kuda
Karya Noorca M. Massardi.
Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Full text not available from this repository.
(
Request a copy )
Abstract
Dari uraian terdahulu dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa surrealisme yang berkembang di barat merupakan kelanjutan dari nihilisme Dada yang meniadakan segala keteraturan yang ada. Pada tahun 1924 Andre Breton menggabungkan anti rasionalisme Dada ini dengan eksplorasi bawah sadar ala Sigmund Freud sebagai lahan penciptaan sastra dan seni mereka. Kemudian, Andre Breton melalui Manifesto Surrealisme I-nya menjelaskan bahwa, surrealisme ingin membebaskan diri dari kontrol rasio, moral dan estetika. Pandangan ini sebagai usaha pembukaan lahan baru yang belum pernah dijelajah dan menjanjikan keluasan yang tak terhingga untuk digarap. Akan tetapi, meskipun kaum surealis ini berusaha mati – matian untuk membebaskan dirinya dari kejayaan rasionya, namun kenyataannya dengan
rasio pula, mereka menemukan trick-tricknya dalam menciptakan suasana yang lain dari yang lain.
Sementara di Indonesia, Surrealisme Barat datang bersamaan dengan sederet aliran barat lainnya, seperti; Realisme, Naturalisme, Ekspresionisme, Absurdisme, dan aliran-aliran lainnya. Disamping itu, aliran surrealisme masuk ke Indonesia juga bersamaan dengan mulai adanya buku-buku kesenian dari Barat, naskah-naskah lakon terjemahan yang kemudian dipentaskan, dan pameran-pameran dari Barat.
Actions (login required)
|
View Item |