Rinawati Ciptaningrum, 356CNG-vg/07 (2010) Motif Larangan Batik Klasik Dalam Karya Videografi. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I.pdf Download (8MB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (13MB) | Request a copy |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB V.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Seni kerajinan tangan merupakan bentuk produk budaya dapat menjadi identitas bangsa. Busana batik sebagai alat kebesaran dalam bentuk lahiriah diciptakan untuk peranan kosmis raj istan dan pemerintahan. Batik merupakan salah satu seni bernilai tinggi diantara produk budaya yang berkembang di masyarakat Jawa. Segala bentuk seni dalam filosofi Jawa diasosiasikan sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Maha Kuasa Membatik adalah pekerjaan bersifat halus penuh kesabaran dan ketelitian, sehingga membutuhkan waktu relatif lama. Oleh karena itu kegiatan membatik dianggap sebagai kegiatan melatih kesabaran . Olah kesabaran sering dihubung-hubungkan dengan kegiatan meditasi. Meditasi dalam budaya Kejawen dipengaruhi oleh kepercayaan Budha dan Hindu sebagai kegiatan olah batin. Awalnya batik hanya populer di kalangan kraton (istana) diciptakan sebagai simbol status kebangsawanan. Filosofi Jawa sering memanfaatkan simbol-simbol dalam karya seni visual sebagai bentuk ekspresi kedekatan hubungan harmoni antara manusia dengan alam sekitar. Sebagai wujud pengejawantahan pendekatan diri kepada Tuhan praktik kehidupan sehari hari. Karena simbol status kebangsawanan, maka istilah larangan artinya masyarakat umum dilarang mengenakan motif tersebut. Motif larangan dianggap sakral, karena dipercaya dapat membawa pengaruh dan harapan pemakai. Motif batik larangan terdiri dari 8 kelompok (kawung, sawat, parang, parang rusak, cemukiran, udan liris, semen, dan alas-alasan). Konsep karya videografi ini merupakan perpaduan antara unsur-unsur visual dengan audio (live performance). Motif larangan yang tertuang di hamparan lembaran kain menjadi obyek keindahan karya seni video art. Penciptaan efek visual sebagai imajinasi bentuk-bentuk inspiratif. Peran 'live performance' berfungsi sebagai music background merespon langsung secara keseluruhan (screen, theatrical performance). Teknik penyajian karya dihadirkan secara bersamaan dengan unsur: 2 camera on lock (performance on stage), dan screen playback, masing-masing menampilkan sudut pandang visual (obyek) berbeda dengan melibatkan unsur-unsur dengan karakter yang saling terkait.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Additional Information : | Surisman Marah | ||||
Uncontrolled Keywords: | motif, pencitraan, penafsiran | ||||
Subjects: | Penciptaan dan pengkajian seni | ||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 16 Oct 2017 00:57 | ||||
Last Modified: | 16 Oct 2017 00:57 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2475 |
Actions (login required)
View Item |