Normal?

Diyah Darmastuti Aji, 1311463011 (2017) Normal? Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Preview	Text bab i.pdf Download (4MB) | Preview
	Text bab ii.pdf Restricted to Repository staff only Download (819kB) | Request a copy
	Text bab iii.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy
Preview	Text bab iv pen.pdf Download (797kB) | Preview
Preview	Text Jurnal.pdf Download (1MB) | Preview
	Text lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy
	Other (karya) karya.rar Restricted to Repository staff only Download (2GB) | Request a copy

Abstract

“Normal?” merupakan sebuah karya koreografi dengan format tiga penari, dengan dua penari perempuan dan satu penari laki-laki yang menggambarkan perilaku autistik para penyandang autisme. Perilaku autistik sendiri adalah perilaku khusus yang seringkali ditunjukkan oleh para penyandang autisme yang terkadang mereka lakukan saat mereka tidak dapat mengungkapkan apa yang mereka inginkan atau pada saat orang lain tidak dapat mengerti apa yang mereka inginkan. Perilaku autistik juga merupakan kebiasaan para penyandang autisme saat mereka sedang ingin diperhatikan. Karya koreografi ini berangkat dari pengalaman pribadi penata terhadap para penyandang sindrom autisme, asperger dan down syndrome. Tema karya koreografi ini adalah tentang gestures para penyandang autistik, gerakangerakan khas seperti gerakan rutin, teratur, sama yang lebih mementingkan detail dengan kebiasaan aneh dalam merespon lingkungan yang mereka lakukan setiap mereka merasa kurang diperhatikan, dan simbol-simbol yang mereka ungkapkan yang terkadang susah untuk dijabarkan yang akan diiringi oleh musik pemrograman komputer, yang lebih banyak menjadi gambaran ilustrasi di setiap adegan dengan suasana tersendiri dengan tambahan beberapa rekaman suara yang berisi pendapat tentang autisme itu sendiri. Karya ini tersaji dalam bentuk representasional-simbolik dengan gerak keseharian. Ke”normal”an setiap orang yang berbeda membuat penata merasa bahwa karya ini dapat juga menjadi kritik dan protes secara tidak langsung terhadap diskrimisasi pada orang-orang yang sering dianggap sebagai seorang yang “abnormal”. Dengan pengalaman penata sendiri terhadap para penyandang autisme dan segala kebiasaanya, kemudian digaraplah kebiasaan autistik itu sendiri menjadi sebuah karya koreografi trio yang utuh.

Actions (login required)

View Item