Imperfect Harmonic

Hidayat, Pandu (2010) Imperfect Harmonic. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
BAB I.pdf

Download (8MB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Full Teks.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (26MB) | Request a copy
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Komposisi musik ini dikerjakan secara serius dengan menitikberatkan pada aspek tekstual serta kontekstual yang merupakan sebuah kerja ekstra dan tidak mudah untuk melewatinya dengan harapan dapat menjadi sebuah referensi kecil untuk melakukan pembaharuan dalam khasanah musik etnis khususnya dan memberi sebuah altematif untuk menggarap musik etnis yang relevan dengan keadaan saat sekarang, hat ini berhubungan erat secara kontekstual dalam masyarakat serta diharapkan dan menjadi sebuah pembelajaran serta pengalaman yang dialami oleh secara langsung saat melalukukan proses menyelesaikannya . Pencapaian dari karya ini adalah terwujudnya sebuah stiuktur komposisi dan bentuk baru yang bersumber pada sebuah idiom musik etnis, namun ketika karya ini dilepaskan ke tengah masyarakat dari berbagai golongan dan latarbelakang, tentu karya ini akan mendapatkan banyak pemahaman yang beragam. Ketika terdapat timbal batik dari masyarakat, disitulah terasa terselesaikannya karya ini, yakni saat karya tersebut telah hidup di dalamnya dan dapat terefleksikan oleh penafsiran masyarakat sebagai apresiator. Dengan mengolah bentuk-bentuk musik tradisional, kita dapat bermain-main dengan berbagai kemungkinan didalamnya yang dilakukan dalam karya ini hanyalah pengungkapan setitik kecil dari sebuah sumber yang begitu luas, yang dapat diteropong dari berbagai sudut dan berbagai cara dalam menggarapnya agar menjadi sebuah karya baru yang memiliki dasar yang nyata dan tidak hanya sekedar berimajinasi buta tanpa sumber yang jelas. Satu hat yang sangat penting, terlepas dari pencapaian apa yang akan dihasilkan dari karya ini adalah proses merealisasikan gagasan menjadi sebuah bentuk yang dapat dipertunjukan kepada masyarakat. Sesederhana apapun karya ini, dikerjakan dan dipikirkan secara maksimal, walaupun disadari dalam berbagai aspek sangat banyak yang terlewatkan dan masih jauh dari kata sempuma termasuk dalam penyusunan laporan ini. Banyak kritik, masukkan dan pertanyaan-pertanyaan yang harus segera ditemukan titik temunya, baik saat proses penyelesain karya bahkan hingga saat ini. Proses pertama yang dilakukan dalam pengerjaan karya ini adalah melakukan kajian terhadap sumber gagasan, selanjutnya mendekatkan gagasan tersebut pada instrumen yang akan digunakan untuk kemudian dieksplorasi lebih dalam. Setelah memiliki beberapa catatan, selanjutnya diteruskan dengan proses sosialisai berupa konsep besar kepada penyaji dan melaksanakan proses latihan studio. Tidak terlalu ada masalah ketika proses latihan selain waktu atau jadwal yang menemui beberapa kendala, namun secara musikal para penyaji sangat memahami apa tujuan dan keinginan penulis dalam karya ini. Karena hal inilah yang terpenting, yaitu terjadinya sebuah pemahaman interpretasi atas karya yang akan dimainkan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk merealisasikan ide tersebut, yaitu menulis ide atau angan-angan kedalam bentuk notasi musik. Penulisan partitur dilakukan menggunakan software Sibelius, setelah sebelumnya ditulis secara manual (sketsa). Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemain saat membaca dan mamahaminya disamping sebagai dokumen pribadi. Penggarapan serta dalam penulisannya pun mengalami banyak revisi dan perubahan-perubahan dalam pengembangannya selama proses latihan, namun inti dasarnya tetap sama. Latihan untuk karya ini dilakukan secara bertahap, walaupun tampak sederhana, karya ini memakan waktu dan proses latihan studio yang cukup panjang. Biasanya satu kali pertemuan hanya menggarap dua atau tiga sub (pola) pada karya ini. Langkah pertama adalah memahami pola untuk masing-masing pemain dan langkah selanjutnya bermain bersama secara berulang-ulang. Waktu latihan berkisar antara dua sampai tiga jam, yakni dua jam untuk konsentrasi pada materi karya, selebihnya untuk diskusi dengan pemain . Metode seperti ini dilakukan untuk menghindari kebosanan, karena kapasitas konsentrasi pemain sefalu ada batasnya. Para penyaji pun harus beradaptasi dengan teknik dan pola permainan pada motif-motif karya ini, terlebih untuk pemain gender yang terbiasa dengan teknik dan pola-pola tradisional, pada karya ini harus bergelut dengan sesuatu yang tidak pernah dialami sebelumnya, walaupun mungkin tanpa disadari pernah memainkannya atau mirip dengan teknik tradisi. Kejadian semacam ini ditemukan saat proses latihan studio dan diungkapkan oleh penyaji. Kejadian ini, diskusi pun terjadi dan mencoba melakukan pendekatan-pendekatan pada teknik yang digunakan dalam karya ini dengan teknik atau pola tradisional. Proses penyelesaian menghasilkan sebuah pengalaman dan pengetahuan. Semoga karya ini akan memberikan sesuatu kepada yang mendengarkannya secara seksama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Hidayat, Pandunim0510273015
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorSenen, I Wayannidn
ContributorWarsana, Warsananidn0012027109
Department: KODEPRODI91201#ETNOMUSIKOLOGI
Uncontrolled Keywords: chaos dekomposisi rekomposisi
Subjects: Etnomusikologi
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi
Depositing User: sri SE endarti
Date Deposited: 22 May 2022 08:24
Last Modified: 22 May 2022 08:24
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/11305

Actions (login required)

View Item View Item